TIDAK semua orang pantas mendapatkan syafaat. Hanya orang yang memenuhi syarat yang bisa mendapatkan syafaat di akhirat. Allah ‘azza wa jalla mengabarkan keadaan mereka ini dalam firman-Nya,
فَمَا تَنفَعُهُمۡ شَفَٰعَةُ ٱلشَّٰفِعِينَ
“Tidaklah bermanfaat bagi mereka syafaat para pemberi syafaat.” (QS. al-Muddatstsir: 48)
Apa Itu Syafaat?
Syafaat adalah menjadi perantara bagi yang lain untuk mendapatkan manfaat atau menolak mudarat. Contohnya, syafaat untuk mendatangkan kebaikan, syafaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi penduduk surga agar mereka memasukinya.
BACA JUGA: Bagaimana Muslim Menyikapi Prediksi tentang Kiamat?
Contoh syafaat agar terhindar atau selamat dari kejelekan adalah syafaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi mereka yang pantas dimasukkan neraka sehingga tidak masuk neraka. (al-Qaulul Mufid, 1/203)
Hakikat Syafaat
Allah ‘azza wa jalla memberikan karunia kepada seorang yang ikhlas, mengampuninya melalui perantaraan doa orang yang diberi izin memberi syafaat, dalam rangka memuliakannya dan agar meraih maqaman mahmuda. (Kitab at-Tauhid)
Jadi, syafaat adalah karunia dan keutamaan yang Allah ‘azza wa jalla berikan bagi yang diberi syafaat.
Adapun yang memberi syafaat, Allah ‘azza wa jalla ingin memuliakannya dan menampakkan keutamaannya di hadapan hamba Allah ‘azza wa jalla yang lain.
Siapakah yang akan Memberikan Syafaat?
Dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa para malaikat, para nabi, dan orang-orang beriman akan memberikan syafaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
شَفَعَتِ الْمَلاَئِكَةُ وَشَفَعَ النَّبِيُّونَ وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُونَ وَلَمْ يَبْقَ إِلاَّ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
“Malaikat memberikan syafaat, para nabi dan kaum mukminin memberi syafaat, tidak ada lagi kecuali Dzat Yang Paling Penyayang….” (Shahih Muslim, hadits no. 302)
Seorang yang syahid, meninggal di medan jihad, memiliki kesempatan memberikan syafaat bagi tujuh puluh orang kerabatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللهِ سِتُّ خِصَالٍ: يُغْفَرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ وَيَرَى مَقْعَدَهُ مِن الْجَنَّةِ وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنُ مِنْ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ الْيَاقُوتَةُ مِنْهَا خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَيُزَوَّجُ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنْ الْحُورِ الْعِينِ وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ مِنْ أَقَارِبِهِ
“Seorang mati syahid mendapatkan enam keutamaan di sisi Allah:
- mendapatkan ampunan sejak pertama kali meninggal dan melihat tempatnya di surga,
- dijaga dari azab kubur,
- diberi keamanan dari rasa takut yang besar,
- akan diletakkan di kepalanya mahkota kemuliaan dari yaqut (batu permata) yang nilainya lebih baik daripada dunia dan isinya,
- akan dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari, dan
- akan diterima (permintaan) syafaatnya bagi tujuh puluh orang kerabatnya.”
(HR. Ibnu Majah dan at-Tirmidzi, dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih Targhib wa Tarhib)
Macam-Macam Syafaat
Ahlus Sunnah meyakini bahwa syafaat yang ada sangatlah banyak. Ada syafaat yang khusus dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada juga yang dilakukan oleh selain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
1. Asy-Syafaatul ‘Uzhma (syafaat teragung)
Syafaat ini khusus dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syafaat ini disepakati keberadaannya. Ketika manusia merasakan dahsyatnya Padang Mahsyar, mereka mendatangi Nabi Adam ‘alaihissalam, Nabi Nuh ‘alaihissalam, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, Nabi Musa ‘alaihissalam, dan Nabi Isa ‘alaihissalam. Namun, mereka semua tidak bersedia. Akhirnya manusia datang kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Syafaat bagi penduduk surga untuk masuk surga
3. Syafaat bagi penduduk surga untuk ditinggikan derajatnya di surga
4. Syafaat bagi ahli tauhid yang berada di neraka agar keluar darinya
5. Syafaat bagi satu kaum yang pantas masuk neraka agar tidak masuk neraka
6. Syafaat khusus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk Abu Thalib, hingga dia diringankan azabnya.
(I’anatul Mustafid, 1/239—240)
BACA JUGA: 4 Bentuk Syafaat Alquran di Akhirat
Siapakah yang Berhak Mendapatkan Syafaat?
Ibnu Taimiyah rahimahullah menerangkan bahwa syafaat hanyalah didapatkan oleh orang yang ikhlas dan dengan izin Allah ‘azza wa jalla. Syafaat tidak akan didapat oleh orang-orang yang menyekutukan Allah ‘azza wa jalla.
Syafaat di akhirat hanya akan didapat dengan dua syarat:
- Izin dari Allah ‘azza wa jalla bagi syafi’ (orang yang memintakan syafaat)
- Adanya ridha Allah ‘azza wa jalla bagi orang yang dimintakan syafaat untuknya
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
مَن ذَا ٱلَّذِي يَشۡفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ
“Tidak ada yang memberikan syafaat di sisi Allah kecuali dengan izin-Nya.” (QS. al-Baqarah: 255)
وَلَا يَشۡفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ٱرۡتَضَىٰ
“Mereka tidak akan memberi syafaat kecuali bagi orang yang diridhai-Nya.” (QS. al-Anbiya’: 28) []
SUMBER: ASYSYARIAH