APA kabar Ramadhan kita?
Kali ini saya terkenang kegiatan Ramadhan beberapa tahun lalu saat di pesantren. Membaca satu juz permalam di dalam shalat tarawih.
Imam kami adalah ustadzah yang sedang hamil besar berusia sekitar delapan bulan. Shalat ‘Isya di Jogja biasanya kurang lebih pukul 19.00 WIB. Dan kami selesai tarawih pukul 21.30 WIB. Lanjut setoran, dan masih bersama ustadzah yang tengah hamil tua.
Di Krapyak kita bisa memilih, ada komplek yang tarawihnya 1, 2, atau 3 juz. Bersama kyai dan bu nyai sepuh. Ya, shalat tarawih yang bacaannya surat pendek saja terasa sangat lama, apa lagi jika membaca perjuz. Tetapi para guru kuat menjalaninya dalam kindisi yang mungkin bagi kita teramat berat.
Apa Kabar Ramadhan Kita?
Akan tetapi, ada perbedaan signifikan saya rasakan saat ini.
Pulang kampung, shalat tarawih di masjid kampung dengan jarak cukup jauh. Inginnya cepat pulang ke rumah lalu rebahan. Terkadang malah malas tidak berangkat jama’ah, lalu waktunya saat ‘Isya beranjak tidur.
Lalu memilih shalat tengah malam. Dirapel. Mulai shalat wajib, rawatib, tarawih, witir, dan tahajjud. Semakin banyak shalat yang dikerjakan dalam satu waktu. Inginnya segera selesai untuk melanjutkan tidur atau scroll sosial media. Astaghfirullah. Mengaharap pahala besar berbuah surga namun waktu yang berlalu hanya sia-sia belaka.
BACA JUGA: Inilah 5 Amalan Pelebur Dosa di Bulan Ramadhan
Apa Kabar Ramadhan Kita?
Rupanya Ramadhanku berubah teramat jauh. Malu sih, namun hawa nafsu untuk menjejak komentar di instagram masih merajai. Keinginan Menyimak tutorial di youtube masih menguasai.
Memang sih, tergabung dalam jama’ah itu diperlukan untuk menjaga istiqomah. Saat bersama-sama semua terasa ringan, malah senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan.
Namun, ketika terpisah satu sama lain, perlahan mulai berubah. Kesibukan dunia telah menyita waktu ibadah. “Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat” (QS. Ali Imron:105). Sungguh ayat ini adalah tamparan keras bagi sesiapa yang mulai luntur ikatan jama’ahnya.
Apa Kabar Ramadhan Kita?
Masih berharap sih, semoga kesibukan dunia yang kita lakukan itu berniat ibadah, dan dinilai ibadah juga oleh Allah swt. “Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (HR. Bukhari no. 56).
Apa Kabar Ramadhan Kita?
Semoga kesibukan dunia kita adalah kegiatan mencari nafkah untuk keluarga. Semoga waktu yang habis itu dikerjakan dengan ikhlas. Dan semoga kita berjumpa dengan Rabb semesta alam pada akirnya. Aamiin
Apa Kabar Ramadhan Kita?
BACA JUGA: Bila ini Ramadhan Terakhir
Apa kabar Ramadhan kita hari ini? Masihkah dapat menahan amarah?
Masihkah mampu menghatamkan tilawah Al-Qur’an beberapa kali?
Atau perlahan kebiasaan baik itu memudar dan tinggal kenangan?
Apa Kabar Ramadhan Kita?
Mari bersama-sama kembali ke dalam jama’ah agar Ramadhan kita baik-baik saja, lalu jelita pada akhirnya. []
11 April 2022