Oleh: Vana Pinkers
AKU hanya sebuah bangunan yang berdiri ditengah-tengah pemukiman warga di perkotaan. Entah sudah berapa tahun aku berdiri kokoh di daerah ini. Aku tak menghitungnya. Yang jelas lebih dari 10 tahun. Aku hanya ingat di kala awal mula aku resmi didirikan, rumah-rumah yang mengitariku masih amat jarang. Hingga lambat laun mulai ramai dan nyaris tak ada lahan kosong.
Fisikku yang menua membuat warga merenovasiku. Wuaah bukan senang aku! Aku diremajakan lagi. Cat-cat di tubuhku yang mulai terkelupas, kembali dilapisi cat berwarna putih. Beberapa bagian atapku yang tadinya bolong, kini sudah ditambal dan pokoknya aku jauh lebih kinclong deh.
“Wah, kalau aku kece kayak gini, pasti nanti orang-orang sini bakal banyak yang menyambangiku.” pikirku kala itu.
Akhirnya selesailah aku direnovasi. Namun sayang, tak ada perubahan signifikan. Aku masih saja kesepian. Saat tiba waktu sholat, hanya ada seorang lelaki tua renta yang mengumandangkan adzan lewat speaker-ku. Lalu segelintir orang sholat di dalamku. Semuanya nenek-nenek atau kakek-kakek. Dan 1 sampai 3 orang anak kecil. Tak kujumpai sosok anak muda.
“Kemana perginya mereka? Apa mereka terlalu sibuk dengan dunia mereka? Lupa ada aku yang berdiri disini menanti kehadiran mereka?” Ah yasudahlah kusyukuri saja.
Aku cukup terhibur kala sore datang, aku diramaikan oleh tawa canda dan suara ngaji bocah-bocah sini. Wajah mereka begitu merona bahagia khas anak kecil. Terima kasih ya adik-adik sudah mau menjadikanku tempat kalian menuntut ilmu, semoga kalian jadi anak yang sholeh-sholehah.
Kembali ke curhatanku. Sebentar lagi Ramadhan datang menghampiri. Wuaaah ini dia yang aku tunggu-tunggu. Kau tau, saat Ramadhan tiba, terlebih mulai adzan maghrib, aku bakalan rame didatangi orang-orang yang ingin menunaikan sholat maghrib, isya dan tarawih. Mulai dari bocah-bocah, orang tua, kakek-nenek, ncang-ncing, enyak-babe, dan tak terkecuali anak muda.
Aku akan makmur di 30 hari itu. Yaaah walaupun mungkin hanya di awal dan akhir. Tapi tak apa, aku bahagia. Terlebih saat sholat idul fitri nanti, orang-orang akan datang berbondong-bondong untuk sholat di dalamku. Bahkan saking penuhnya, sampe jalanan pun terpakai. Sungguh bahagianya aku!
Tapi… kenapa hanya saat Ramadhan menghampiri aku menjadi makmur? Kau tau, rasanya aku ingin setiap bulan adalah bulan Ramadhan. Aku tak ingin kesepian. Aku ingin dimakmurkan, terlebih oleh generasi muda.
Allah.. kirimkan generasi-generasi muda pecinta masjid–mushola yang senantiasa memakmurkannya. Bukan generasi-generasi muda yang tenggelam dalam dunia yang fana. Sadarkanlah mereka bahwa ada aku—dan teman-temanku lainnya sesama masjid dan mushola di penjuru dunia—yang merindukan kehadiran mereka disini. Merindukan kehadiran mereka yang menyenandungkan surat cinta-Mu disini, mendirikan sholat berjama’ah, dan segenap aktivitas lain yang membuat mereka lebih dekat pada-Mu. Rindu, ya Rabb. []