SHALAT subuh selain wajib memang mempunyai keistimewaan lain yang sedikit diketahui oleh kebanyakan orang. Dalam QS. Al-falaq (113): ayat 1-5, unik sekali perintah ini. Betapa tidak, dalam surat Al-Falaq, selain diminta untuk memohon perlindungan dari kejahatan makhkuk, kita pun dikondisikan untuk memohon perlindungan Allah SWT dari kegelapan malam. Kita lihat redaksi surat ini.
“Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhan Yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan perempuan-perempuan tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
Mengapa? Bukanlah sholat subuh dilakukan menjelang pagi dan awal hari yang baru sehingga jauh dari kegelapan? Justru kita akan mendapat cahaya matahari. Sebuah paradoks yang indah. Ketika kita bertemu cahaya matahari secara indrawi, saat itu pula kegelapan dapat menyelimuti hati. Pada saat matahari berenjak tinggi dan semua indera kita aktif, kekuatan nafsu pun bangkit mengambil alih.
Segala sesuatu yang indah secara indrawi akan mendominasi sistem pengambilan keputusan. Kita bisa lupa diri dan terjebak dalam gulitanya cinta dunia. Jika dibiarkan terus menerus, kondisi semacam ini bisa menggiring kita menjadi pribadi tergesa-gesa, sulit mengukur kemampuan diri, dan tidak terampil menempatkan diri secara proporsional.
Dalam kegelapan yang terang menderang kita berpeluang menjadi pribadi kufur, yaitu pribadi yang menjadikan proses mempertuhan diri sebagai bagian dari aktivitas keseharian. Kegelapan hati menjadikan kita pribadi kurang empati serta tidak peduli terhadap penderitaan sesama. Akhirnya, kita akan menjadi pribadi tegang dan cekam ketakutan ketika keinginan tidak tercapai.
Di sinilah sholat subuh menjadi gerbang pembuka pintu langit yang akan menjadikan hari yang kita jalani lebih berkah. Sebab, kita mengawalinya dengan penuh makna dan cahaya hidayah. Oleh karena itu, selain menunaikan salat berjamaah di masjid, Rasulullah SAW senantiasa membaca do’a ketika waktu subuh datang menjelang. “Kami telah mendapatkan subuh dan jadilah segala kekuasaan itu milik Allah, demikian juga kebesaran dan keagungan, penciptaan makhluk, segala urusan, malam dan siang, dan segala yang terjadi pada keduanya. Semuanya kepunyaan Allah Ta’ala. Ya Allah, jadikanlah permulaan hari ini suatu kebaikan, pertengahannya suatu kemenangan, dan penghabisannya suatu kejayaan, wahai Tuhan yang paling penyayang dari segala penyayang. Ya Allah sesungguhnya hamba mohon kepada-Mu ilmu yang berguna, rezeki yang baik, serta amal yang diterima.”(HR. Ibnu Majah)
Do’a ini penuh inspirasi dan mengandung nilai-nilai ketauhidan yang sangat dalam. Betapa tidak, di dalamnya tersirat sebuah harapan dan permohonan yang tulus kepada Dzat penguasa malam dan siang agar senantiasa menjadi pembimbing dan pelindung dalam setiap tahapan waktu, pada awal, pertengahan, dan akhir. Kita pun mengucapkannya setiap awal hari sehingga hari-hari kita menjadi penuh makna dan penuh dinamika dalam meniti jalan kesurga.
Ketahuilah, semua keutamaan ini tidak akan pernah kita dapatkan apabila kita malas bangun, malas mengambil air wudhu, dan malas melangkahkan kaki ke masjid. Mari kita laksanakan salat subuh berjamaah di masjid. semoga jawaban yang disampaikan bermanfaat untuk semua pembaca Islampos. Wallahualam. []