DIRIWAYATKAN dari Abu Hurairah r.a., “Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam pernah mendatangi pekuburan, lalu beliau mengucapkan salam, “Assalamu `alaikum dara qaumin muminin; wa inna insya Allahu bikum Iahiqun—semoga kesejahteraan tetap atas kalian wahai penduduk perkampungan kaum Mukmin; sungguh, insya kami nanti akan menyusul kalian. Aku senang sekali jika dapat berjumpa dengan saudara-saudara kita.”
BACA JUGA: Ibnu Abbas Menanyakan Satu Masalah kepada 30 Sahabat
Para sahabat bertanya, “Bukankah kami ini saudara engkau wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Kalian itu sahabatku, sedangkan saudara-saudara kita adalah orang-orang yang belum datang.”
Para sahabat bertanya lagi, “Bagaimana engkau bisa mengenali umatmu yang belum datang wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Kalau seorang laki-laki mendapatkan kuda yang putih mukanya itu berada di tengah-tengah kelompok kuda yang hitam pekat, bukankah orang itu dapat mengenali kudanya?”
Para sahabat menjawab, ‘Tentu, wahai Rasulullah.”
Beliau bersabda, “Begitu pula mereka akan datang pada hari kiamat nanti dengan wajah dan tangan yang cemerlang karena wudhunya; sedangkan aku akan mengiringi mereka ke telaga. Ketahuilah, akan ada beberapa orang yang akan diusir dari telagaku, sebagaimana diusirnya unta yang tersesat. Lalu kupanggil mereka, `Marilah ke sini.’
BACA JUGA: Pertemuan Dua Sahabat Nabi dari Zaman yang Berbeda
Akan tetapi, dikatakan, `Mereka itu telah murtad dari agamanya sesudah engkau wafat.’
Kemudian aku mengatakan, ‘Enyahlah kalian jauh-jauh dari sini.” (1: 150—S.M.) []
Sumber: Ringkasan Shahih Muslim – Hc (new)/Penulis: Zaki Al-din ‘abd Al-azhim Al-mundziri/Penerbit: Mizan/2008