ISRA Mi’raj, setiap muslim pasti tahu tentang istilah ini. Isra Mi’raj merupakan sebuah peristiwa besar yang terjadi dalam hidup nabi Muhammad Saw dan berdampak pula bagi umatnya.
Untuk lebih memahami tentang Isra Mi’raj, yuk, kita telusuri maknanya terlebih dahulu.
Isra secara bahasa berasal dari kata Araa-yusrii yang artinya berjalan di waktu malam atau membawa berjalan di waktu malam. Makna ini diungkapkan Alquran dalam beberapa ayat, salah satunya QS Ad Dukhan ayat 23 dan QS Hud ayat 81.
BACA JUGA: Ini Kata Pakar Fisika tentang Isra Mi’raj dari Sisi Sains
Bagaimana dengan makna isra secara istilah?
Makna Isra’ secara istilah merujuk pada perjalanan pribadi Nabi Muhammad pada suatu malam, dari masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina, menjelang mi’raj. Ini ditegaskan Allah dalam QS Al Isra ayat 1.
Sedangkan Mi’raj, berasal dari kata ‘araja-ya’ruju yang berarti naik ke atas tangga. Mi’raj sendiri berarti tangga atau semacam alat yang digunakan untuk naik dari bawah ke atas. Ini disebutkan dalam QS Al Ma’arij ayat 3.
Dalam hadis tentang mi’raj juga disebutkan bahwa Nabi mengatakan, “tsuma urija bii” (kemudian aku dinaikan).
Dalam istilah populer Mi’raj berarti perjalanan pribadi Nabi Muhamamd Saw dari masjidil Aqsha, naik dari bumi ke ‘arsy Allah melalui tujuh lapis langit hingga ke Baitul Makmur dan Sidrathul Muntaha. Di sana lah Nabi menerima wahyu langsung dari Allah, salah satunya tentang perintah shalat lima waktu.
Peristiwa Mi’raj memang tidak disebutkan secara eksplisit dalam Alquran. Namun, para ulama meyakini bahwa QS 17/60 ayat 1-18 surat An Najm merupakan Hujjah bagi peristiwa Mi’raj.
Selebihnya, peristiwa Isra’ Mi’raj ini banyak diungkap oleh hadis.
Hadis yang dipandang paling shahih tentang ini antara lain:
Hadis Imam Bukhari dalamkitab Ash Shalah yang juga diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahih dalam Kitab al Iman dengan isnad Harmalah bin Yahya at Tajiby dari Ibnu Wahbin dari Yunus dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik dari Abu Dzar Al Ghiffary.
Al Bukhari dalam shahihnya, bab al Mi’raj yang juga ditulis dalam Shahih Muslim Kitab al Iman. Isnadnya dari Muhammad bin al Mutsanna dari Ibnu ‘Ady dari Said dari Qatadah dari Anas bin Malik dari Malik bin Sha’Sha’ah. Juga diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam musnad serta Nasa’i dalam Sunan.
Riwayat Imam muslim dalam Shahih dalam kitab al iman, juga musnad Ahmad dengan isnad Hasan bin Musa dari Hammad bin Salamah dari Tsabit al Bunaany dari Anas bin Malik.
BACA JUGA: Perlu Diingat, Ini Hikmah Isra Mi’raj Nabi Muhammad
Memang masih terdapat perbedaan antar hadis-hadis tersebut mengenai detail perstiwa atau kronologi Isra Mi’raj. Namun, semuanya jelas menunjukkan bahwa Isra Mi’raj itu terjadi hanya pada satu malam, dan waktunya relatif singkat.
Inilah yang kerap dinilai orang sebagai peristiwa ajaib. Orang kafir Quraisy di jaman Nabi kala itu bahkan menyebut ini mustahil. Hanya orang beriman lah yang mempercayai peristiwa ini dengan penuh keyakinan.
Memang demikian lah, persoalan Isra Mi’araj, baik tentang detai maupun keajaibannya, bukan lah ranah perdebatan. Jadi tak perlu berselisih hanya tentang perbedaan ‘sepele’ tentang hal ini. Sebab, yang terpenting bagi seorang muslim adalah keimanannya, bahwa dia meyakini dnegan benar bahwa Nabi pernah melakukan Isra Mi’raj. []
Sumber: Di Balik 7 Hari Besar Islam/Karya: KH Muhammad Sholikhin/Penerbit: Garudhawaca/Tahun: 2012