Oleh: Ustadz Felix Siauw
SEMENTARA dunia dan segala isinya akan musnah, tak ada yang abadi, jelas takkan dibawa mati. Harta, tahta dan cinta, yang keluar dari jalan ketaatan, hanya akan membawa kekhawatiran tambahan.
Popularitas yang engkau duga menjadi sumber kesenangan, tak lebih daripada beban yang akan engkau pertanggungkan. Minta dijunjung, minta dipuji, minta dikagumi, membengkakkan hati.
Mencitrakan diri lebih dari sebenarnya, berkata-kata melampaui pengetahuan, demi sanjungan yang justru akan kita sesali. Pada akhirnya yang kita dapat hanya kehampaan diri.
Kita sibuk memikirkan bagaimana orang memandang diri kita, tapi sedikit sekali usaha kita untuk menyiapkan diri kita berjumpa Allah, bagaimana bila Allah tak sudi memandang kita nanti.
Di masa semua hal bisa menjadi sebab pencitraan, sulit sekali membedakan mana yang tulus dan mana akal bulus. Jangankan menilai orang lain, menilai diri sendiri ikhlas saja sudah susah.
Apa yang engkau cari? Sesuatu yang menyusahkanmu saar berjumpa dengan Allah, ataukah sesuatu yang akan bisa menyelamatkan dirimu dari murka Allah? Yang sementara atau yang selamanya? []