MASA lalu saya adalah masa di mana saya selalu berpikir negatif tentang orang-orang yang telah menghancurkan hidup saya dan keluarga saya. Saya ingin membalas semua kejahatan mereka dengan balasan yang sama. Kadang-kadang saya melakukan hal yang membuat mereka menderita atas kesalahan mereka. Tetapi selama proses ini saya juga mengalami hal serupa, saya mengalami rasa sakit dan penderitaan yang sama.
Saya selalu keras dalam berkata ketika berurusan dengan mereka. Tekanan darah saya naik mengingat keburukan yang telah mereka lakukan terhadap saya dan keluarga. Sebuah tidur nyenyak adalah keinginan yang terlalu muluk bagi saya saat ini. Entah mengapa, saya mulai mersakan perjalanan hidup yang kian hari kian membosankan dan bahkan semakin buruk. Saya dipaksa untuk meninggalkan keluarga saya karena pekerjaan saya tidak bisa lagi bisa dilanjutkan di tengah-tengah semua kontroversi yang saya hadapi sehari-hari bersama mereka. Saya menetap di tempat baru, dan semua ini sungguh aneh bagi saya. Tempat, orang-orang, bahasa dan kebiasaan makan yang amat berbeda.
BACA JUGA: Dahsyatnya Memberi kepada Orang Lain (1)
Mungkin salah satu yang terbaik disini adalah saat ini saya punya waktu merenung, untuk introspeksi diri. Saya mulai melihat hal-hal yang ada dengan cara lain. Saya mulai bertemu orang-orang dengan sikap positif. Berbicara dengan baik kepada mereka dan membantu mereka. Saya merasa tenang ketika saya mulai membantu orang lain. Entah, tapi saya merasakan jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Sekarang saya merasa orang di sekitar saya mulai memberi hormat kepada saya. Berikut juga dengan orang-orang yang dulu tidak menyukai saya, mereka mulai mendekati saya. Sekarang saya menyadari di mana pun Anda berada, menyesuaikan diri dengan norma sekitar merupakan fenomena yang harus dilakukan. Berpikir tentang motif mereka, mengutuki kesalahan mereka hanya membuang-buang energi dan waktu kita.
Kabar lain yang mengejutkan adalah bahwa orang yang dulu menghancurkan hidup saya dan keluarga saya terlibat penyelidikan atas korupsi. Dia juga dipaksa untuk berhenti di tempat kerja dengan segera. Sekarang muncul dengan jelas dalam benak saya: “Apa yang kita berikan, itu yang akan kita terima.” Ini adalah keseimbangan amat indah yang telah diatur oleh Allah SWT di alam semesta. [ds/islampos]