MENYERU kepada kampung keselamatan, merupakan syarat menjadi umat akhir zaman yang terbaik menurut Allah SWT. Karena in itidak pernah diberikan kepada umat-umat Nabi yang lain.
Hingga bisa dikatakan tidak ada seorang ayah yang iri terhadap anaknya, tetapi Nabi Adam iri kepada umat akhir zaman.
Ia berkata, “Aku iri kepada umat akhir zaman karena empat hal:
1. Aku berbuat dosa di dalam jannah hanya satu kali saja, tetapi aku di keluarkan darinya, sedangkan ummat akhir zaman berbuat dosa di luar jannah berkali-kali, tetapi malah dimasukan ke dalam jannah (ket: setelah taubat nasuha).
BACA JUGA: 11 Fakta Abdurrahman bin Auf, Sahabat Nabi yang Sangat Kaya (1)
2. Aku berbuat dosa satu kali, maka aku harus beristigfar empat puluh tahun dengan menangis di depan Ka’bah. Tetapi ummat akhir zaman berbuat dosa berkali-kali tetapi dengan beristigfar saja, Allah mengampuninya.
3. Aku berbuat dosa satu kali, maka aku kehilangan istriku (dipisahkan oleh Allah SWT) tetapi ummat akhir zaman berbuat dosa setiap saat masih dapat hidup dengan istri-istri mereka.
4. Aku kehilangan pakaianku, semua lepas hanya karena kesalahnku sekali saja kepada Allah SWT, tetapi ummat akhir zaman berbuat dosa berkali-kali, baju mereka tetap menempel di tubuh mereka. “
Di dalam al-Qur’an pun, perintah kepada Nabi dan Rasul sama seperti perintah kepada ummat akhir zaman dalam beberapa hal.
1. Dalam hal saksi, Allah berfirman ummat ini sebagai saksi.
“Seperti itulah kami jadikan kamu ummat pertengahan dan menjadi saksi bagi seluruh manusia…” (Qs. al-Baqarah: 143)
Allah SWT berfirman kepada Nabi, “…Para Nab dan saksi akan kami datangkan…” (Qs az-Zumar: 69)
BACA JUGA: Telusur Garis Silsilah 25 Nabi, dari Adam sampai Muhammad SAW (1)
2. Dalam hal do’a, Allah berfirman kepada Rasul, “Pada tiap-tiap Rasul ada do’a yang mustajab.”
Allah berfirman kepada ummat, “Mintalah kamu kepada-Ku, Aku akan mengabulkan untuk kalian.”
Wallahu a’lam []
Sumber: Keistimewaan ummat akhir zaman dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya/ Karya: Abu Salman al-Farisi/Penerbit: Pustaka Ramadhan/2007