SALAH seorang cendekiawan mengatakan bahwa setiap pagi seseorang hendaknya membiasakan untuk mempunyai dua perasaan, yaitu perasaan aman dan perasaan takut. Maksudnya, ia harus percaya bahwa Allah menjamin dalam masalah rezeki, dan ia harus mempunyai perasaan takut bila tidak melaksanakan segala apa yang diperintahkan oleh Allah secara sempurna. Apabila seseorang mempunyai perasaan yang semacam itu, maka Allah kan mengaruniakan rasa qana’ah terhadap rezeki yang diberikan Allah kepadanya dan akan merasakan manisnya taat kepada Allah.
BACA JUGA: Pagi Hari Minum Air Putih, Ini Manfaatnya
Sufyan Ats Tsauri meriwayatkan dari ayahnya dari Said bin Masruq, di mana ia berkata: “Ar Rabi’ bin Khutsaim bila ditanya, ‘Bagaimana keadaanmu pagi ini?’ Ia menjawab, ‘Pagi ini kami lemah dan berdosa, makan rezeki yang dikaruniakan kepada kami dan meunggu saat-saat kematian’.”
Diceritakan kepada Malik bin Dinar, apabila ia ditanya, “Bagaimana keadaanmu pagi ini?” Ia malah bertanya, “Bagaimana keadaan yang harus pindah dari satu rumah ke rumah yang lain, sedangkan ia tidak tahu apakah akan ke surga atau ke neraka.”
Diriwayatkan bahwa Nabi Isa bin Maryam as., sewaktu ditanya: “Waha Ruhullah, bagaimana keadaanmu pagi ini?” Beliau menjawab, “Di waktu pagi ini aku tidak memiliki apa yang aku harapkan, tidak mampu untuk menolak apa yang aku takutkan, aku tergadai (tergantung) dengan amalku, segala kebaikan berada bukan di tanganku, dan tidak ada orang yang lebih fakir daripada aku.”
Sewaktu ditanyakan kepada Amir bin Qais, “Bagaimana keadaanmu pagi ini?” Ia menjawab, “Di waktu pagi ini aku telah banyak melakukan dosa dan Allah telah melimpahkan nikmat-nikmat-Nya kepadaku. Oleh karena itu, aku tidak tahu apakah ibadahku itu sebagai penebus dosa yang telah aku lakukan atau sebagai rasa syukur atas nikmat-nikmat Allah.
Diceritakan tentang Muhammad bin Sirin bahwasanya ia bertanya kepada seseorang, “Bagaimana keadaanmu?” Orang yang ditanya menjawab, “Bagaimana keadaan orang yang mempunyai hutang 500 dirham, sedangkan ia menanggung keluarga.” Ibnu Sirin langsung masuk ke dalam rumah untuk mengambil uang seribu dirham, lalu diberikan kepada orang itu seraya berkata, “Yang 500 dirham untuk melunasi hutangmu dan yang 500 dirham lagi untuk belanja keluargamu.” Setelah itu Ibnu Sirin tidak pernah lagi menanyakan tentang keadaan seseorang, khawatir bila diberitahu keadaannya lalu merasa wajib untuk membantunya.
Diriwayatkan dari Ibrahim bin Adham bahwasanya ia berkata, “Barangsiapa yang berada di waktu pagi, maka ia harus bersyukur dengan melakukan empat kalimat, yaitu:
1. Al-hamdu lillaahil-ladzii nawwara qalbii bi nuuril-hudaa wa ja’alanii minal-mu’miniina wa lam yaj’alnii dhaalaan (“Segala puji bagi Allah yang telah memberikan cahaya petunjuk ke dalam hatiku, serta menjadikan aku termasuk orang-orang mukmin dan tidak menjadikan aku termasuk orang-orang yang sesat”).
BACA JUGA: 4 Kalimat Ini Diucapkan pada Pagi Hari
2. Al-hamdu lillaahil-ladzii ja’alanii min ummati Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallam (“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan aku termasuk umat Muhammad SAW”).
3. Al-hamdu lillahil-ladzii lam yaj’al rizqii bi yadi gairih (“Segala puji bagi Allah yang tidak menjadikan rezekiku di tangan orang lain”).
4. Al-hamdu lillahil-ladzii satara ‘alayya ‘uyuubii (“Segala puji bagi Allah yang telah menutup aib-aibku”).”
HABIS