MASIH tentang syafaat Nabi.
Kedua:
Maksud dari permintaan syafa’at Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- pada dua hadits di atas dan hadits lainnya adalah: permintaan beliau untuk berdoa kepada Allah agar mereka mendapatkan syafa’at beliau, dan Allah mengizinkan beliau –shallallahu ‘alaihi wa sallam- agar berlaku kepada mereka, dalam sebuah riwayat dari hadits Auf bin Malik yang lalu menurut Thabrani di dalam Al Kabiir (136):
BACA JUGA: Cara Mendapat Syafaat Al-Quran di Hari Kiamat
فَقُلْنَا : يَا رَسُولَ اللهِ ، ادْعُ اللهَ أَنْ يَجْعَلَنَا مِنْ أَهْلِ الشَّفَاعَةِ فَقَالَ : ( اللهُمَّ اجْعَلْهُمْ مِنْ أَهْلِهَا ) ثُمَّ أَتَيْنَا الْقَوْمَ فَأَخْبَرْنَاهُمْ فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ ، ادْعُ اللهَ أَنْ يَجْعَلَنَا مِنْ أَهْلِ شَفَاعَتِكَ فَقَالَ : ( اللهُمَّ اجْعَلْهُمْ مِنْ أَهْلِهَا)
“Maka kami berkata: “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar berkenan menjadikan kami termasuk mereka yang mendapatkan syafa’at”, lalu beliau bersabda: “Ya Allah, jadikanlah mereka termasuk yang mendapatkannya”, kemudian kami mendatangi suatu kaum dan kami kabarkan kepada mereka, seraya mereka berkata: “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar berkenan menjadikan kami termasuk mereka yang mendapatkannya”, beliau bersabda: “Ya Allah, jadikanlah mereka termasuk yang mendapatkannya”.
ورواه أحمد (19724) من حديث أبي موسى بمعناه وفيه : فَجَعَلُوا يَأْتُونَهُ وَيَقُولُونَ: يَا رَسُولَ اللهِ ، ادْعُ اللهَ تَعَالَى أَنْ يَجْعَلَنَا مِنْ أَهْلِ شَفَاعَتِكَ ، فَيَدْعُوَ لَهُمْ
Dan Ahmad (19724) telah meriwayatkan dari hadits Abu Musa yang maknanya: “Maka mereka mendatangi beliau dan berkata: “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah –Ta’ala- agar Dia berkenan menjadikan kami termasuk yang mendapatkan syafa’atmu, lalu beliau berdoa untuk mereka”.
Berdasarkan semua itu bahwa semua syafa’at itu milik Allah, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا
الزمر/ 44
“Katakanlah, “Pertolongan itu hanya milik Allah semuanya”. (QS. Az Zumar: 44)
Maka tidaklah seorang pun bisa memberikan syafa’at kecuali yang diizinkan oleh Allah kepadanya, Allah Ta’ala berfiman:
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
البقرة/ 255
“Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya”. (QS. Al Baqarah: 255)
Dan di dalam hadits syafa’at:
… فَيُقَالُ: يَا مُحَمَّدُ ، ارْفَعْ رَأْسَكَ ، قُلْ تُسْمَعْ ، سَلْ تُعْطَهْ ، اشْفَعْ تُشَفَّعْ ، فَأَرْفَعُ رَأْسِي ، فَأَحْمَدُ رَبِّي بِتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنِيهِ رَبِّي ، ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي حَدًّا ، فَأُخْرِجُهُمْ مِنَ النَّارِ ، وَأُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ
رواه البخاري (4476) ، ومسلم (193(
“Maka dikatakan: ….“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, katakanlah maka akan didengar, mintalah maka akan diberi, mintalah syafa’at maka akan diberikan syafa’at”, maka aku mengangkat kepalaku, memuji Tuhanku dengan pujian yang Rabb ku ajarkan kepadaku, kemudian aku (diizinkan) memberikan syafa’at maka aku diberikan batas tertentu, maka aku keluarkan mereka dari neraka, dan memasukkanya ke dalam surga”. (HR. Bukhori: 4476 dan Muslim: 193)
BACA JUGA: Siapa yang Berhak Mendapatkan Syafaat?
Adapun sabda beliau –shallallahu ‘alaihi wa sallam- di dalam hadits:
فَإِنَّكُمْ مِنْ أَهْلِ شَفَاعَتِي
“Maka kalian termasuk mereka yang mendapatkan syafa’atku”.
Maka kembalinya kabar tersebut kepada wahyu dari Rabbul ‘Izzah, sebagaimana kabar gembira dari beliau dengan surga bagi siapa saja yang beliau berikan kabar gembira kepadanya, dan lain sebagainya dari masalah-masalah ghaib lainnya.
Wallahu Ta’ala A’lam. []
HABIS | SUMBER: ISLAMQA