TSAUBAN merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Dia adalah salah satu budak yang dibebaskan. Dalam perjalanannya, Tsauban hampir selalu bersama Nabi di rumah atau dalam perjalanan.
Setelah Nabi shalallahu alaihi wasallam wafat, Tsauban tinggal selama beberapa tahun di Suriah dan kemudian untuk beberapa waktu di Mesir. Ia juga hadir pada saat kemenangan di Mesir. Tsauban akhirnya meninggal dunia pada usia 51 tahun.
BACA JUGA: Masjid di China Ini Dibangun Sahabat Nabi
Hal ini ditemukan dalam sebuah riwayat bahwa Tsauban sangat memuja Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam sehingga dia tidak dapat menanggung ketidakhadiran Nabi yang lama, bahkan untuk sesaat pun!
Suatu hari, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam melihat Tsauban dalam suasana hati yang sangat muram. Tsauban tampak lemah juga. Nabi shalallahu alaihi wasallam bertanya kepadanya, “Wahai Tsauban! Apa yang terjadi padamu?”
Tsauban menjawab, “Wahai Rasulullah. Aku tidak sakit dan aku tidak merasakan sakit, tapi aku khawatir dengan kedekatanmu padaku yang mungkin tak akan aku alami di surga. Sepertinya kau akan berada di tempat yang tinggi dan aku berada di posisi yang rendah. Aku khawatir aku tidak bisa melihatmu di sana.”
BACA JUGA: Seni Bertanya Ala Sahabat Rasulullah
Pada saat yang sama, satu ayat terungkap.
“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (Qur’an (4:69), [Bihar al-Anwar vol.2 hal.68)]. []
Sumber: Silsilat al-Ahadith as-Sahihah; # 2933