DIABETES tidak hanya terjadi pada orang tua; anak muda dan bahkan anak-anak juga dapat mengalaminya. Di Indonesia, prevalensi diabetes pada usia muda menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan.
Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat lonjakan prevalensi diabetes melitus (DM) tipe-1 sebesar 70 kali lipat pada anak di bawah 18 tahun dari tahun 2010 hingga 2023, dengan total 1.645 pasien tersebar di 13 kota besar.
Sebanyak 46,23% penderita berada pada rentang usia 10-14 tahun, 31,05% pada usia 5-9 tahun, 19% berusia 0-4 tahun, dan 3% lainnya berusia lebih dari 14 tahun. Mayoritas penderita adalah perempuan dengan persentase 59,3%.
BACA JUGA: 9 Ciri Diabetes di Usia Muda yang Harus Diwaspadai
Selain itu, Indonesia menempati urutan pertama di Asia Tenggara dalam jumlah penderita diabetes tipe-1 pada kelompok usia di bawah 20 tahun, mencapai 13.311 jiwa.
Peningkatan kasus diabetes pada anak muda ini dipengaruhi oleh pola makan yang tidak sehat, seperti tingginya konsumsi makanan dan minuman manis.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa konsumsi makanan manis paling banyak terdapat pada rentang usia muda, di mana semakin muda golongan usia, semakin banyak mengonsumsi makanan manis.
Kelompok usia 3-4 tahun mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi sebanyak satu kali atau lebih per hari dengan persentase mencapai 59,6%.
BACA JUGA: 7 Dampak Terlalu Banyak Makan Karbohidrat, dari Penuaan Dini hingga Diabetes
Dengan demikian, jelas bahwa diabetes tidak hanya terjadi pada orang tua, tetapi juga mengancam anak muda dan anak-anak di Indonesia.
Penting untuk meningkatkan kesadaran akan pola hidup sehat dan mengurangi konsumsi gula sejak usia dini guna mencegah peningkatan kasus diabetes di masa mendatang. []
SUMBER: DETIK | DATASTATS | JURNAL UNIVERSITAS PAHLAWAN