BANYAK orang bertanya-tanya siapa sebenarnya Imam Mahdi. Orang yang memiliki peran penting bagi umat Islam di akhir zaman ini membuat orang banyak penasaran seperti apa sosoknya. Sampai terdengar kabar bahwa ternyata Imam Mahdi adalah Nabi Isa Alaihis Salam. Tapi, benarkah demikian?
Ibnul Qayim Rahimahullah mengatakan, “Hadis-hadis yang membicarakan tentang Imam Mahdi ada empat macam. Ada yang shahih, ada yang hasan, ada yang ghorib dan ada pula yang maudhu’ (palsu),” (Al Manar Al Munif fi Shohih wa Dho’if, Ibnu Qayyim Al Jauziyah [Tahqiq: ‘Abdul Fatah Abu Ghadah], hal. 148, Asy Syamilah).
Dari sini, manusia berselisih pendapat siapakah Imam Mahdi yang sebenarnya.
Pendapat pertama, mengatakan bahwa Imam Mahdi adalah Al Masih ‘Isa bin Maryam. Itulah Imam Mahdi yang sebenarnya menurut mereka. Mereka beralasan dengan hadis dari Muhammad bin Kholid Al Jundi, namun hadis tersebut adalah hadis yang tidak shahih. Seandainya pun shahih, itu bukanlah dalil untuk mengatakan bahwa Imam Mahdi adalah Nabi ‘Isa Alaihis Salam. Karena Nabi Isa tentu saja lebih pantas disebut Mahdi (karena asal makna mahdi adalah yang diberi petunjuk, -pen) daripada Imam Mahdi itu sendiri.
Nabi Isa itu diutus sebelum Rasulullah ﷺ dan beliau akan turun lagi menjelang hari kiamat. Sebagaimana pula telah diterangkan dalam hadis yang shahih dari Nabi ﷺ bahwa Nabi Isa akan turun di menara putih, sebelah timur Damaskus. Isa pun akan turun dan berhukum dengan Kitabullah (Al-Quran), beliau akan membunuh orang Yahudi dan Nasrani, menghapuskan jizyah dan akan membinasakan golongan-golongan yang menyimpang.
Pendapat kedua, Imam Mahdi adalah pemimpin di masa Bani Al ‘Abbas dan masa tersebut sudah berakhir. Namun hadis-hadis yang membicarakan hal tersebut seandainya shahih, itu bukanlah dalil bahwa Imam Mahdi yang memimpin Bani Al ‘Abbas adalah Imam Mahdi yang akan muncul di akhir zaman. Ibnul Qayyim mengatakan, “Dia memang mahdi (karena asal makna mahdi adalah yang diberi petunjuk, namun dia bukan Imam Mahdi yang akan muncul di akhir zaman, pen). Sebagaimana ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz adalah mahdi (yang diberi petunjuk) dan sebenarnya beliau lebih pantas disebut mahdi daripada penguasa Bani Al ‘Abbas.”
Pendapat ketiga, Imam Mahdi adalah seseorang yang berasal dari keturunan Nabi ﷺ, keturunan Al Hasan bin ‘Ali. Dia akan datang di akhir zaman di saat zaman penuh dengan kedzaliman. Lalu, Imam Mahdi datang dengan membawa keadilan. Inilah Imam Mahdi yang dimaksudkan dalam banyak hadis.
Adapun hadis-hadis yang membicarakan mengenai Imam Mahdi, sebagian sanadnya ada yang dho’if dan ghorib. Namun hadis-hadis tersebut saling menguatkan satu dan lainnya. Inilah yang menjadi pendapat Ahlus Sunnah dan inilah pendapat yang benar.
Ibnul Qayyim kemudian menjelaskan, “Adapun Rofidhoh (Syi’ah Al Imamiyah), mereka memiliki pendapat yang keempat. Mereka berpendapat bahwa Imam Mahdi adalah Muhammad bin Al Hasan Al ‘Askariy Al Muntazhor (yang dinanti-nanti). Dia merupakan keturunan Al Husain bin ‘Ali, bukan dari keturunan Al Hasan bin ‘Ali (sebagaimana yang diyakini Ahlus Sunnah, -pen). Dia akan hadir di berbagai negeri tetapi tidak kasatmata, dia akan mewariskan tongkat dan menutup padang sahara. Dia akan masuk Sirdab Samira’ semasa kanak-kanak sejak lebih dari 500 tahun. Kemudian tidak ada satu pun melihatnya setelah itu. Dan tidak pernah diketahui berita, begitu pula jejaknya. Namun, setiap hari orang-orang Rafidhah selalu menanti dengan tunggangan kuda di pintu Sirdab. Mereka sering berteriak agar Imam Mahdi tersebut dapat keluar menemui mereka. Mereka memanggil, “Wahai tuan kami, keluarlah.” Namun mereka pun pulang dengan tangan hampa, tidak mendapatkan apa-apa. Usaha mereka yang begitu giat, hanya sia-sia belaka.”
Maka, dapat kita ketahui bahwa Imam Mahdi bukanlah Nabi Isa Alaihis Salam. Melainkan, sosok orang yang berbeda, yang termasuk keturunan Nabi Muhammad ﷺ. Wallahu ‘alam. []
Sumber: rumaysho.com