Oleh: Hanura Djoyo Diarjo
Mahasiswa Universitas Darwan Ali Jurusan Sistem Informasi
ISLAM adalah Agama yang paling mulia. Menggunakan Kitab yang paling Mulia yaitu Al-Qur’an. Diturunkan oleh Malaikat yang paling mulia yaitu Jibril A.S. Dan diturunkan kepada Nabi yang paling mulia yaitu Muhammad SAW.
Di antara sebagian umat Islam, tidak mengetahui sebenarnya apa yang diperintahkan oleh Allah dan RasulNya. Dikarenakan kita sudah melupakan Al-qur’an dan As-Sunnah. Menjadikan Al-Qur’an hanya sebatas bacaan tanpa mengetahui makna dan arti sesungguhnya dari tiap ayat. Dan menjadikan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai pajangan di dinding setiap rumah dan menganggap bisa mengusir Setan.
Padahal arti dari kata Al-Qur’an itu sendiri adalah “Bacaan” oleh karena itu Al-Qur’an yang sesungguhnya adalah apa yang kita baca, bukan yang tertera di Mushaf-mushaf yang kita miliki.
Al-Qur’an di turunkan menggunakan Bahasa Arab, bukan berarti Al-Qur’an hanya untuk orang-orang Arab, melainkan Al-Qur’an di jadikan sebagai Pedoman untuk seluruh umat manusia. Digunakannya bahasa Arab adalah sebagai lambang kesatuan Umat Muslim, sebagaimana Negara Indonesia memiliki satu bahasa yaitu Bahasa Indonesia, sebagai Bahasa kesatuan Bangsa.
Dari TK hingga SMA yang ada di Tanah air ini, semua murid pasti belajar Bahasa Indonesia, walaupun setiap daerah memiliki bahasanya masing-masing. Demikianlah Islam, memiliki satu bahasa yaitu bahasa Arab, karena kita orang Indonesia maka alangkah baiknya jika kita sedikit-sedikit belajar Bahasa Arab, minimal untuk memahami isi Al-Qur’an.
Belakangan ini ada sebagian tokoh muslim di Tanah Air ini yang telah mengeluarkan pendapat yang sangat kontroversial. Entah apa maksud dan tujuannya membuat suatu ‘Kelompok Baru’ dalam Agama ini dan mengatasnamakan Budaya dan Nusantara.
Padahal kita tidak bisa sembarangan membuat pendapat jika tidak berdasarkan Dalil dari Al-qur’an atau Hadist Nabi yang Shahih. Islam adalah Agama yang Sempurna, tidak sepantasnya dicampur adukan dengan Ideologi buatan manusia, meskipun seorang Professor sekalipun. Apakah karena Professor lantas dapat membuat Ideologi baru dalam Islam menurut pemahaman sendiri?
Apakah karena Islam ini di sebar luaskan pertama kali oleh Nabi Muhammad SAW yang notabenenya adalah seorang yang tidak bisa membaca dan menulis, atau sekolah tinggi, lalu kita memperbarui Agama ini berdasarkan pemahaman orang-orang yang bergelar Professor atau Doktor? Ketika anda berbuat demikian maka secara tidak langsung anda telah menghina Nabi SAW dan ajaran Islam.
Meskipun anda sekolah di sekolah terbaik di muka bumi ini, belajar dari salah seorang ahli terkemuka di muka bumi ini anda tetaplah belajar dari seorang manusia, lalu apa yang anda banggakan dari itu? Dan meremehkan ajaran Islam ini.
Perlu kita ketahui, Nabi Muhammad SAW bisa mengetahui sejarah-sejarah di masa lampau, mengetahui segala ilmu, baik Pemerintahan, kesehatan atau yang lainya. Beliau belajar itu semua langsung dari Yang menciptakan alam semesta ini melalui perantara Malaikat-Nya, dan gelar Beliau adalah Seorang Nabi dan Rasul Allah yang lebih tinggi dari semua gelar yang ada dimuka bumi.
Jika kita bisa dan diperbolehkan membuat Islam dalam versi kita sendiri, lalu untuk apa Nabi Muhammad SAW diutus kemuka bumi? Jika Kebenaran bersifat relatif, menurut pendapat masing-masing, lalu untuk apa Allah ta’ala menurunkan Al-qur’an ke muka bumi, yang Allah sebut Al-qur’an sebagai pembeda antara kebenaran dan kesesatan. Jika semua Agama itu sama, lalu untuk apa Allah menyebut Agama Islam ini sebagai Agama yang di ridhoi-Nya yang membuat orang-orang Yahudi iri?
Islam di turunkan pertama kali di kalangan bangsa Arab, bukan berarti Islam mengadopsi budaya setempat dan dijadikan sebagai bagian dari Agama. Justru Islam merubah budaya Arab yang bersifat Jahiliyah dan menyekutukan Allah.
Entah apa tujuan ‘mereka’ yang membuat kelompok dalam Agama ini yang mengatasnamakan Budaya, dan menolak Islam Arab. Sungguh aneh pendapat ini, yang dipertanyakan adalah sebenarnya mereka tidak menyukai Budaya Arab atau Budaya Islam? Lalu kenapa mereka bersikeras untuk memerangi Islam Arab. Sebenarnya yang mereka perangi apakah budaya Arab atau Sunnah Nabi Muhammad SAW? Dan yang paling dipertanyakan adalah apakah ada perintah dari Nabi SAW dan para Sahabatnya untuk berpendapat demikian?
Wahai Saudaraku sesama Muslim dan Setanah Air, berhati-hatilah dalam melakukan amalan dan berpendapat dalam urusan Agama ini. Pelajarilah Agama ini dari mereka yang memahami Agama ini berdasarkan pemahaman para Sahabat Nabi. Karena generasi terbaik dari Umat Islam ini adalah generasi yang awal, yaitu para Sahabat Nabi, Tabiin, Tabiut Tabiin.
Kembalilah kepada Al-qur’an dan As-Sunnah. Pelajari Tafsir Al-qur’an dan Hadist Nabi yang Shahih, jadikan itu sebagai landasan. Jika kita mendengar atau melihat pendapat dalam Agama ini, maka pastikan pendapat tersebut berdasarkan pemahaman para Sahabat Nabi dan Ulama Salaf, berdasarkan Al-qur’an dan Hadist yang Shahih.
Kenapa demikian, karena Sebaik-baik pemberi petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW. Jangan kita dengan mudah membuat suatu kelompok dalam Agama ini dan memusuhi kelompok yang lain padahal mereka adalah golongan umat muslim.
Jika anda memang ingin memperjuangkan Islam ini maka janganlah mementingkan ego dan mengatasnamakan kelompok tertentu karena itu hanya akan memecah belah umat ini. Sebagaimana kita ingin memperjuangkan Negara Republik Indonesia yang kita cintai ini, janganlah kita mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok atau partai tertentu. Selama dia berkeinginan memajukan Bangsa ini dan tidak melanggar aturan yang berlaku, entah dari kelompok atau partai manapun maka patut kita hargai. Negara ini tidak akan bisa maju jika kita saling mementingkan ego masing-masing.
Demikianlah dalam Islam, mari kita bersama-sama memperjuangkan Islam ini dengan cara mempelajari Agama ini dengan sungguh-sungguh dan menjadi orang yang bermanfaat bagi Agama dan Negara. []