PERTANYAAN tentang kalimat Istirja ini sering menjadi perbincangan, terutama di tengah masyarakat yang majemuk seperti Indonesia.
Kalimat istirja’ adalah ucapan:
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”
“Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali.”
Kalimat ini berasal dari Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah: 156) dan biasa diucapkan oleh seorang Muslim saat mengalami musibah atau mendengar kabar duka.
BACA JUGA: Berhatilah-hatilah pada Kalimat-kalimat Pembodohan Ini!
Bagaimana Hukumnya Jika Diucapkan Saat Non-Muslim Meninggal?
Mayoritas ulama tidak menganjurkan atau bahkan melarang penggunaan kalimat istirja’ secara khusus untuk kematian non-Muslim, dengan alasan:
Makna kalimat ini sangat teologis, yakni pengakuan bahwa seseorang kembali kepada Allah dalam arti dikembalikan kepada-Nya sebagai hamba yang beriman.
Dalam aqidah Islam, kembalinya orang kafir (non-Muslim yang meninggal dalam kekafiran) bukan dalam makna yang mulia sebagaimana dikandung dalam kalimat istirja’.
Namun, Ada Nuansa Lain yang Perlu Diperhatikan
Kalimat istirja’ bisa diucapkan karena musibah yang menimpa kita, misalnya saat mendengar kabar duka siapa pun, termasuk non-Muslim, karena duka dan kehilangan adalah musibah juga bagi kita.
Dalam konteks ini, istirja’ diucapkan sebagai bentuk kesabaran terhadap musibah, bukan sebagai doa untuk yang meninggal.
Kalimat istirja’ bukan doa pengampunan bagi yang meninggal. Jadi selama niatnya bukan mendoakan keselamatan akhirat bagi non-Muslim, maka sebagian ulama masih membolehkan sebagai ekspresi musibah.
BACA JUGA: Melafalkan Kalimat Tauhid
Kesimpulan:
Tidak dianjurkan mengucapkannya sebagai bentuk doa untuk non-Muslim yang meninggal.
Boleh diucapkan jika niatnya adalah mengungkapkan musibah atau kesedihan yang kita rasakan, bukan sebagai doa bagi orang yang wafat.
Kalau kamu ingin mengekspresikan duka terhadap non-Muslim secara netral, kamu bisa memakai kalimat seperti:
“Turut berduka cita.”
“Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan.”
Kalimat-kalimat ini tidak bertentangan dengan syariat dan tetap menunjukkan empati. []