SECARA alami, madu murni tidak memiliki tanggal kedaluwarsa dalam arti tradisional karena sifat alaminya yang antibakteri, antimikroba, dan kadar airnya yang sangat rendah. Kondisi ini membuat madu tahan terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
Ada bahkan madu berusia ribuan tahun yang ditemukan di makam Mesir kuno yang masih layak dikonsumsi.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait madu:
1. Perubahan Fisik
Kristalisasi: Madu dapat mengkristal seiring waktu, terutama jika disimpan di tempat yang dingin. Ini bukan tanda kerusakan; madu yang mengkristal tetap aman dikonsumsi. Anda dapat mencairkannya kembali dengan memanaskan dalam air hangat (bukan mendidih).
BACA JUGA:Â Ini Sebabnya Madu Bergas, Berbusa dan Berbuih
Warna dan Rasa: Warna madu bisa menjadi lebih gelap, dan rasa atau aromanya bisa sedikit berubah seiring waktu, tetapi ini tidak berarti madu rusak.
2. Madu Campuran atau Olahan
Madu yang telah dicampur dengan bahan lain atau yang mengandung kadar air tinggi (di atas 20%) dapat lebih mudah terfermentasi, terutama jika disimpan di tempat lembap atau panas. Fermentasi ini akan menghasilkan rasa asam dan busa, yang menunjukkan madu sudah tidak layak konsumsi.
3. Penyimpanan yang Tidak Tepat
Jika madu terkena udara terbuka terlalu lama atau tercemar, ada kemungkinan tumbuhnya jamur atau fermentasi. Untuk menghindarinya:
– Simpan madu di tempat yang kering dan sejuk.
– Gunakan wadah kedap udara.
BACA JUGA:Â Â 3 Cara Bedakan Madu Asli dan Palsu
Kesimpulan:
Madu murni pada dasarnya tidak memiliki masa kedaluwarsa jika disimpan dengan baik. Namun, madu yang diproses atau dicampur bisa rusak. Periksa aroma, rasa, dan tekstur madu sebelum mengonsumsinya untuk memastikan kualitasnya. []