TANYA:
Apakah pernikahan termasuk amal akhirat atau hanya amal dunia dan kecenderungan diri saja?
JAWAB:
Jika pernikahan tersebut ditujukan sebagai ketaatan, seperti bertujuan meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau untuk mendapatkan anak yang shalih, atau untuk menjaga kesucian dirinya serta memelihara kemaluan, mata dan hatinya, dan tujuan-tujuan yang serupa dengan itu, maka ia termasuk amal akhirat, dan yang melakukannya mendapatkan pahala.
BACA JUGA: Siap Nikah Muda? Miliki 3 Kriteria Ini
Namun jika ia tidak ditujukan untuk hal-hal tersebut, maka ia termasuk hal yang mubah, yang hanya terhitung sebagai amal dunia dan kecenderungan diri saja, tidak berpahala juga tidak berdosa.
(Fatwa Imam Yahya bin Syaraf An-Nawawi)
Diterjemahkan dari: Fatawa An-Nawawi, karya Imam Yahya bin Syaraf An-Nawawi, disusun oleh murid beliau: Al-Hafizh ‘Alauddin Ibn Al-‘Aththar, Halaman 193, Mas’alah nomor 223, Penerbit Dar Ibn Al-Qayyim, Riyadh, Saudi Arabia dan Dar Ibn ‘Affan, Kairo, Mesir.
BACA JUGA: Menikah Bisa bikin Bahagia?
Teks asli:
مسألة ٢٢٣
هل الزواج من أعمال الآخرة أم من أعمال الدنيا وحظوظ النفوس؟
الجواب: إن قصد به شيئا من الطاعات بأن قصد الاقتداء برسول الله صلى الله عليه وسلم أو تحصيل ولد صالح أو إعفاف نفسه وصيانة فرجه وعينه وقلبه ونحو ذلك فهو من أعمال الآخرة ويثاب عليه، وإن لم يقصد به شيئا من ذلك فهو مباح من أعمال الدنيا وحظوظ النفس ولا ثواب فيه ولا إثم.
Penerjemah: Muhammad Abduh Negara