RAMEN adalah hidangan mie asal Jepang. Untuk menikmatinya, Anda sebetulnya tidak perlu sampai repot-repot mengunjungi negeri Matahari Terbit itu karena banyak ramen instan yang dijajakan di supermarket. Namun, apakah makan ramen sehat?
Hampir sama seperti mie instan, bahan dasar ramen yaitu tepung terigu, meski ada juga yang menggunakan tepung gandum. Untuk benar-benar menggali kandungan nutrisi dalam semangkuk ramen, nyatanya perlu kejelian yang lebih tajam.
BACA JUGA: Wah, Mantap Nih Mie Ramen a la Jepang
Kini banyak variasi sajian ramen di dunia dengan jenis dan takaran bahan dasar berbeda-beda. Ada mie ramen putih (tepung terigu biasa) dan ada pula yang ditambahkan pewarna dari sayur-sayuran atau tinta hitam cumi.
Belum lagi bahan pembuat kaldu sup yang berbeda cara pengolahannya dan macam-macam topping antar satu menu ramen dan lainnya. Variasi bahan pendukung ini ikut andil dalam menentukan kandungan zat gizi dalam seporsi ramen
Proses pembuatan ramen pun akan memengaruhi. Kandungan ramen segar yang langsung dibuat di tempat dengan toppingsayuran dan daging segar tentu akan sangat berbeda dengan ramen instan yang lewat proses pabrikan.
Sebagai contoh, di bawah ini merupakan nilai gizi salah satu produk mie ramen instan.
- Energi (kalori): 188 kalori
- Karbohidrat: 27 gram (gr)
- Protein: 5 gr
- Lemak: 7 gr
- Serat 1 gr
Itulah mengapa kandungan nutrisi dalam setiap porsi ramen tidak akan pernah sama. Jadi, sehatkah makan ramen?
Kita tidak bisa pukul rata bahwa makan ramen itu sehat atau tidak. Pasalnya, tidak semua ramen dibuat sama persis. Sehat tidaknya ramen akan kembali lagi akan tergantung dari proses pengolahan dan bahan-bahan pendukung pada semangkuk ramen.
Ramen sebenarnya sudah tinggi asupan kalori karena bahan dasarnya yaitu karbohidrat tepung. Dihidangkan polos tentu tidak akan banyak membantu mencukupi kebutuhan gizi harian Anda.
Hal tersebut berbeda ketika Anda menyantap sajian ramen yang lengkap dengan variasi topping. Meski jumlah kalorinya ikut meningkat, variasi topping lauk teman makan ramen serta bumbu pada semangkuk ramen bisa saja menyehatkan.
Misalnya, sayuran segar untuk asupan serat dan vitamin, potongan daging sebagai sumber protein, serta jahe, bawang putih, dan bumbu-bumbu lainnya yang menyediakan asupan senyawa antioksidan.
Bagaimana dengan ramen instan?
Ramen instan biasanya sudah melewati proses pabrikan untuk ditambahkan dengan sodium (garam), monosodium glutamat (MSG), dan bahan kimia pengawet lainnya. Tujuannya yakni memperkaya cita rasa dan agar usia simpannya lebih tahan lama.
Berbagai zat tambahan kimiawi tersebut tidak baik untuk kesehatan tubuh jika dikonsumsi berlebihan dalam jangka panjang. Asupan garam berlebihan, misalnya, menjadi faktor risiko hipertensi, penyakit jantung, hingga gangguan ginjal.
Sebaliknya, pada sebagian orang terlalu banyak makan makanan yang mengandung MSG bisa menimbulkan gejala seperti sakit kepala, mual, kekakuan otot, tekanan darah meningkat, hingga tubuh yang melemah.
Secara umum, ramen segar ataupun instan merupakan makanan tinggi kalori. Terlebih jika Anda menambahkan beragam topping. Itu sebabnya bahan makanan ini tidak tepat dijadikan sebagai menu untuk Anda yang sedang menurunkan berat badan.
Maka, Anda harus benar-benar memahami dulu bahan dasar apa saja yang ada di dalam ramen tersebut untuk menentukan sehat atau tidaknya bagi diri Anda sendiri.
Meski sehat atau tidaknya makan ramen masih “abu-abu”, bukan berarti Anda sama sekali tidak boleh memakannya kalau lagi ingin. Ramen sah-sah saja dimakan sebagai makanan utama, asal Anda bisa pastikan menunya cukup variasi gizi.
Misalnya, ramen yang Anda santap memakai topping sayuran segar, daging tanpa lemak, atau potongan seafood segar. Hindari pula untuk menambahkan topping makanan beku (frozen food).
BACA JUGA: Selain untuk Diet Ini 6 Manfaat Teh Hijau untuk Kesehatan
Apabila Anda ingin menyantap ramen instan, coba kurangi porsi bumbu penyedap yang biasanya sudah sepaket dalam bungkus ramen itu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi asupan garam sodium dan pengawet kimiawi.
Sebagai gantinya, tambahkan penyedap alami yang jauh lebih bernutrisi seperti bawang putih, bawang merah, dan lada. []
SUMBER: HELLO SEHAT