Oleh: Zulfahmi MA, Alumnus University of Malaya
DARI manakah asal Ya’juj dan Ma’juj? Al-Quran telah menjelaskan letak wilyah mereka tinggal disaat Dzulkarnain membangun tembok pembatas antara sebuah negeri disebabkan bangsa Ya’juj dan Ma’juj selalu membuat kerusakan terhadap penduduk negeri itu. Al-Quran menjelaskan dalam surah al-kahfi 85-86:
“Maka diapun menempuh suatu jalan. Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: “Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.”
Dzulkarnain berangkat dan mengembara beliau merupakan raja persia, dalam kitab nabi Daniel disebutkan: dari Nabi Daniel tentangg biri-biri jantan bertanduk dua, yang sebelah tanduknya lebih tinggi yang datang belakangan, mengisyaratakan tanduk yang lebih rendah yaitu Media dan tanduk yang lebih tinggi yaitu Parsi yang belakangan menjadi Imperium Parsi. Dalam sejarah tokoh yang mendirikan Kerajaan Media dan Parsi yang kemudian menjadi Imperium Parsi tersebut adalah Cyrus the Great (600 – 529) SM, mendirikan Imprium Parsi (550) SM, dan memerintah (550 – 529) SM.
BACA JUGA: Kemunculan Dajjal di Hari Kiamat Kelak
Dari keterangan Nabi Daniel itu mengisyaratkan bahwa Dzulqarnain adalah Cyrus the Great kemudian beliau menempuh salah satu jalan sehingga beliau sampai ke sebuah tempat terbenam matahari artinya beliau menuju ke arah barat dan mendapati laut yang berlumpur hitam, ibnu katsir telah memberi penafsiran bahwa yang dimaksud laut berlumpur hitam adalah laut hitam. Kemudian dia memutar arah balik kempat terbitnya mata hari. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-kahfi ayat 89-90:
“Kemudian dia menempuh jalan (yang lain). Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu.”
Maka apabila Dzulkarnain berbalik arah dan menuju kerah timur di situ hanya ada satu laut bisa menghalanginya iaitu laut kaspia. Beliau mendapatkan sebuah kaum yang begitu miskin. Kemudian beliau mengambil suatu jalan yang lain sebagaimana firman Allah surah al-kahfi ayat 92-93
“Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.”
Apabila Dzulkarnain mengambil jalan yang lain kemudian beliau mendapati dua buah pegunungan. Maka pegunungan yang terletak antara laut hitam dan laut kaspia hanya ada pegunungan Kaukasus. Dan beliau mendapati sebuah kaum yang bahasanya susah dimengerti oleh bangsa lain. Maka kaum yang ada dibalik pegunungan itu dan susah dimengerti pembicaraanya adalah bangsa georgia. Kemudian bangsa ini meminta tolong kepada Dzulkarnain sebagaimana dijelaskan dalam surah al-kahfi ayat 94:
“Mereka berkata: “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’jujitu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”
Disebabkan pemisah antara Ya’juj dan Ma’juj dan bangsa georgia hanya dua buah gunung dan antara kedua gunung tersebut terdapat lereng yang sering dilewati oleh bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Maka Dzulkarnain membuatlah dinding penghalang pada celah gunung tersebut. Selesai membina dinding penghalang tersebut beliau berkata sebagaimana dalam surah al-kahfi ayat 98:
Dzulkarnain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar.”
Persoalanya adalah apakah dinding penghalang tersebut telah hancur. Maka saya katakan sekali lagi kepada mereka yang masih buta mata hatinya yang masih saja berpendapat bahwa Ya’juj dan Ma’juj belum keluar. Tolong tunjukkan di mana tembok itu sekarang kalau masih ada. DM Dunlop dalam bukunya, The History of the Jewish Khazars, ia menyatakan bahwa tembok tersebut adalah “Benteng Kaukasus (yang berasal dari masa pra-Islam) yang dikenal sebagai “Wall of Darband “, dan mengamati bahwa “rangkaian materi yang terang dan gelap (tembaga dan besi) adalah fitur paling menonjol dari kedua catatan tersebut, yang tentu mungkin saja dipengaruhi oleh ayat Al Qur’an di mana menyebutkan besi dan kuningan cair. [zulfahmi ma/islampos
Siapakah sebenarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj dibalik gunung tersebut. Maka negara yang berbatasan dengan georgia sekarang adalah negara Rusia. Dalam Kitab Yehezkiel 38:1-4, diterangkan sebagai berikut:
BACA JUGA: Ketika Nabi Kisahkan Sahabat yang Bertemu Dajjal
“Dan lagi datanglah firman Tuhan kepadaku, bunyinya: Hai anak Adam! Tujukkanlah mukamu kepada Juj dan tanah majuj, raja Rus, Masekh dan Tubal, dan bernubuatlah akan halnya. Katakanlah: Demikianlah firman Tuhan Hua. Bahwasanya Aku membalas kepadamu kelak, hai Juj, raja Rus, masekh dan Tubal. Dan kubawa akan dikau berkeliling dan kububuh kait pada rahangmu … “
Tiga nama yang disebutkan dalam kitab Bible ialah: Rus atau Rusia, Masekh atau Moscow, dan Tubal atau Tobolsk. Rusia adalah nama negara, sedangkan Masekh dan Tubal adalah nama dua sungai di sebelah Utara pegunungan Kaukasus. Pada sungai Masekh terletak kota Moscow, dan pada sungai Tubal terletak kota Tobolsk; dua-duanya merupakan kota Rusia yang termasyur. Mengingat terangnya gambaran ini, maka tak diragukan lagi siapa Ya’juj itu.
Jadi terang sekali bahwa Juj ialah Russia, tempat kediaman bangsa Slavia. Adapun Ma’juj adalah negara itu juga. Jadi di satu Pihak, Juj dikatakan sebagai raja Rusia, di lain fihak, ia digambarkan mendiami tanah Majuj. Rusia terletak di Eropa. Penduduk Eropa terdiri dari dua pokok suku-bangsa, yaitu Slavia dan Teutonia. Bangsa Teutonia meliputi bangsa Britis dan bangsa Jerman. Ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa Juj adalah nama bangsa-bangsa Eropa Timur (Slavia), sedangkan Majuj adalah nama bangsa-bangsa Eropa Barat, yaitu bangsa Teutonia. []
BERSAMBUNG