TAHUKAH Anda bahwa satu dari lima warga Israel adalah orang Palestina? Israel menyebut mereka sebagai “Arab Israel”. Mereka adalah warga negara yang warisan budaya dan bahasa atau identitas etnisnya adalah Arab.
Banyak dari mereka mengidentifikasi diri mereka sendiri sebagai warga Palestina di Israel, 1948 Palestina, atau 1948 Arab.
Inilah beberapa fakta tentang mereka:
1 Bagaimana sejarah mereka?
Cerita dimulai ketika para pendiri bangsa Israel secara paksa mengusir penduduk Arab Palestina asli yang tinggal di tempat yang mereka inginkan untuk mendirikan negara mereka. Warga Palestina ini sebagian besar meninggal, sisanya yang lebih dari 80% mengungsi ke berbagai negara.
Tindakan pembersihan etnis ini disebut Nakba, atau malapetaka.
BACA JUGA: Israel di 6 Negara Arab
2 Siapakah itu Arab Israel?
Beberapa Muslim Palestina, Druze dan Kristen tetap tinggal di tempat yang sekarang diduduki dan diklaim sebagai negara oleh Israel setelah pengusiran besar-besaran penduduk asli Palestina pada 1984.
Banyak dari penduduk asli Palestina ini dan keturunan mereka yang masih menetap itu telah dikenakan kewarganegaraan Israel. Mereka lah yang kini disebut sebagai Arab Israel.
Penduduk Yerusalem Timur yang menolak menjadi warga negara Israel setelah pendudukan Israel atas Yerusalem pada tahun 1967 juga termsuk Arab Israel. Sebagian besar dianggap penduduk tetap, meskipun status itu dapat dicabut jika mereka pindah ke luar negeri untuk waktu yang lama.
3 Berapa banyak orang Arab adalah warga negara Israel?
Saat ini, sekitar 21% dari delapan juta warga Israel adalah orang Arab. Jumlahnya sekitar 1,96 juta orang, menurut laporan Biro Pusat Statistik Israel (Des 2020).
Sekitar 80% orang Arab Israel adalah Muslim, dengan sisanya adalah Kristen atau Druze. Selain itu, ada sekitar 250.000 warga Arab di Yerusalem Timur yang diduduki. Mayoritas telah menolak kewarganegaraan, jadi tidak digambarkan sebagai orang Arab Israel, tetapi masih memiliki tempat tinggal di Israel.
Sebagian besar mereka mengidentifikasikan diri dengan orang Palestina di Gaza dan Tepi Barat, dengan banyak yang menyebut diri mereka “warga Palestina di Israel”.
4 Di mana mereka tinggal?
Konsentrasi terbesar orang Arab Israel ada di utara Israel, di kota-kota seperti Nazareth, Um al-Fahm dan Sakhnin. Banyak juga yang tinggal di kota campuran seperti Haifa, Jaffa dan Acre.
Negara Israel mengambil alih apa yang digambarkan sebagai “hamparan luas” tanah yang dimiliki oleh orang-orang Arab yang melarikan diri atau dipaksa keluar setelah tahun 1948.
Kebijakan ini dan selanjutnya menghasilkan “penurunan drastis” di tanah yang tersedia untuk orang Arab Israel.
BACA JUGA: Ini Laporan Lembaga Riset Tanah Palestina terkait Pemukiman Yahudi di Wilayahnya
Meskipun sulit untuk menentukan angka yang akurat, kelompok advokasi mengatakan bahwa orang Arab Israel sekarang tinggal di sekitar 3% dari tanah di Israel, meskipun merupakan sekitar 20% dari populasi.
Sejak 1948, tidak ada kota Arab baru – selain kota-kota Badui – yang didirikan, meskipun populasi Israel-Arab telah tumbuh setidaknya tujuh kali lipat.
Banyak komunitas Arab dikelilingi oleh area yang digunakan untuk tujuan keamanan, dewan regional Yahudi, taman nasional dan jalan raya, yang mencegah atau memblokir ekspansi di masa depan.
Menurut kelompok-kelompok advokasi, sekitar 160.000 orang Arab Badui tinggal di Negev di Israel selatan, sekitar setengah dari mereka di “permukiman tak dikenal” yang terputus dari layanan dasar.
Sebagian besar sisanya tinggal di kota-kota miskin yang didirikan oleh negara bagian.
5 Apakah orang Arab Israel memiliki hak yang sama dengan warga Israel lainnya?
Meskipun pemerintah Israel mengklaim warga Arabnya memiliki hak sosial dan politik yang sama, orang Arab Israel sendiri mengatakan bahwa mereka diperlakukan sebagai warga negara kelas dua yang menghadapi diskriminasi hukum, kelembagaan, dan sosial.
Lebih dari setengah keluarga Israel-Arab hidup dalam kemiskinan, dibandingkan dengan sekitar 15% keluarga Yahudi Israel. Jurang pemisah diantara mereka semakin lebar.
Lima tahun terakhir, komunitas Israel-Arab telah menerima kurang dari 5% dari dana pembangunan pemerintah setiap tahun, menurut pusat advokasi Mossawa.
Pelayanan kota di banyak komunitas Israel-Arab lebih rendah daripada yang ada di daerah Yahudi, dengan kekurangan ruang kelas, jalan yang sudah tua dan kurangnya kesempatan kerja lokal.
BACA JUGA: Kelompok Arab Israel Gelar Aksi Dukung Muslim Rohingya
Departemen luar negeri AS mengatakan orang Arab Israel “kurang terwakili di sebagian besar bidang pekerjaan”. Misalnya, Mossawa Center mengatakan hanya 8% karyawan di kantor pemerintah adalah orang Arab Israel dan dari 70.000 karyawan di perusahaan teknologi tinggi, hanya 300 orang adalah orang Arab.
“Kita berbicara tentang orang muda yang tidak memiliki cakrawala, tidak memiliki impian, yang menganggur dan hidup dalam kenyataan yang sangat sulit,” Nasreen Haddad Haj-Yahya, direktur program hubungan Arab-Yahudi di Institut Demokrasi Israel, kepada Associated Press seperti dikutip dari About Islam.
6 Di mana posisi orang Arab Israel dalam konflik Israel-Palestina?
Banyak orang Arab Israel bersimpati secara luas terhadap penderitaan orang-orang Palestina yang tinggal di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Banyak yang memiliki anggota keluarga besar yang tinggal di wilayah pendudukan, yang merupakan salah satu alasan mengapa hanya sedikit orang Arab Israel yang memilih untuk menjadi sukarelawan militer Israel.
Karena dukungan untuk perjuangan Palestina tersebar luas dalam komunitas Arab Israel, orang Arab Israel sering melaporkan menghadapi permusuhan dan kecurigaan dari polisi, politisi, dan lainnya yang memandang mereka sebagai ancaman keamanan.
Jajak pendapat Pew Research Center 2016 menemukan bahwa hampir setengah dari orang Yahudi Israel mendukung pengusiran orang Arab dari negara tersebut atau memindahkan mereka ke tempat lain. []
SUMBER: ABOUT ISLAM