JAKARTA—Arab Saudi menolak pembentukan tim investigasi independen untuk kasus pembunuhan Jamal Khashoggi. Saudi juga menolak permintaan serupa dari pihak Turki.
Menteri luar negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir menegaskan pihaknya sudah membentuk badan investigasi sendiri.
“Kasus hukum (Khashoggi) sudah berada di tangan pengadilan Arab Saudi,” tegas Jubeir.
Jubeir mengatakan, pengadilan Arab Saudi sudah menetapkan hukuman mati terhadap lima tersangka pembunuhan Khashoggi. Dia juga menekankan, Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MbS) tidak memiliki keterkaitan dengan kasus ini.
“Tidak ada hubungan sama sekali dengan putra mahkota,” tegas Jubeir.
BACA JUGA: Terungkap, Inilah Isi Tas Tim Pembunuh Jamal Khashoggi
Untuk itu, Jubeir meminta agar kasus pembunuhan Khashoggi tidak dipolitisasi.
“Politisasi ini justru berpotensi memecah persatuan dunia Islam, sementara kami ini mencari kesatuan negara-negara Islam,” tegas Jubeir.
Sebelumnya, Jaksa penuntut dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi menuntut hukuman mati bagi lima dari 11 terdakwa yang sudah ditahan oleh aparat Saudi.
“Jaksa penuntut umum meminta hukuman mati bagi lima individu yang didakwa memerintahkan dan melakukan kejahatan itu, dan hukuman setimpal bagi individu lainnya,” ujar juru bicara jaksa penuntut umum, Shaalan al-Shaalan, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Shaalan merinci, pengadilan Saudi telah mendakwa 11 dari 21 tersangka dalam kasus pembunuhan yang dilakukan di gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober tersebut. Sedangkan, peran masing-masing orang dalam tim tersebut, masih dalam proses penyidikan.
Menurut Shaalan, Saudi juga sudah mencekal Saud al-Qahtani, salah satu orang kepercayaan Putra Mahkota, Pangeran Mohammed bin Salman. Saud diduga sempat bertemu dengan “tim” yang sengaja dikirim dari Saudi untuk membunuh Khashoggi sebelum mereka pergi ke Istanbul.
Shaalan mengatakan bahwa awalnya tim itu berupaya bernegosiasi agar jurnalis pengkritik itu mau kembali ke Saudi. Namun, Khashoggi menolak. Mereka lantas menghabisi nyawa Khashoggi dan memutilasi jasadnya atas perintah pemimpin tim. Sisa tubuhnya Khashoggi diduga dilarutkan dengan cairan asam. Hingga kini jasadnya belumditemukan.
Sementara itu, Jaksa Agung Saudi, Sheikh Saud al-Mojeb mengatakan bahwa pelaku telah merencanakan pembunuhan tersebut pada 29 September, tiga hari sebelum Khashoggi mendatangi konsulat.
“Lima pelaku diperintahkan untuk menyeret dan memutilasi Khashoggi setelah negosiasi dengannya batal,” kata Mojeb dikutip Al Jazeera Kamis (15/11/2018).
Potongan jenazah Khashoggi, kata Mojeb, diserahkan kepada seorang agen yang sudah menunggu di luar konsulat.
Media Turki Daily Sabah memberitakan telah mendapatkan citra sinar-X isi tas dari 15 pelaku pembunuhan Khashoggi yang terbentuk dalam sebuah tim pimpinan Maher Abdulaziz Mutreb.
BACA JUGA: Kata Terakhir Jamal Khashoggi dan Kronologi Pembunuhannya
The New York Times mengabarkan, Mutreb sempat melakukan panggilan telepon untuk melaporkan misinya terkait pelenyapan Khashoggi.
“Pergi, katakan kepada bos Anda bahwa operasi telah berhasil diselesaikan,” demikian ucapan Mutreb.
Pejabat intelijen Turki percaya bahwa perkataan “bos Anda” merujuk kepada MBS, dan Mutreb saat itu sedang menelepon salah satu asisten sang putra mahkota.
Sementara itu, Yasin Aktay, penasihat presiden Turki, menuturkan, jenazah Khashoggi dimutilasi agar lebih mudah dilenyapkan menggunakan cairan asam. Pihak Turki mengklaim telah menemukan sampel cairan asam dan bahan kimia di saluran air dan kebun di kediaman dinas Konsul Jenderal Saudi di Istanbul Mohammed al-Otaibi.
SUMBER: DAILY SABAH | NEW YORK TIMES | WASHINGTON POST | AL JAZEERA | AFP | CNN | REUTERS