DI zaman yang sudah serba modern ini sangat jarang ditemukan seorang pemuda yang menjadi penghafal Qur’an. Apalagi pemuda itu tinggal di kota yang penuh dengan hiruk pikuk berbau metropolitan.
Adalah Ardityo Giantra, anak muda kelahiran 1995 merupakan salah satu anak muda yang memiliki keinginan kuat untuk menghafal Qur’an.
Saat mengetahui ada program menghafal Qur’an 40hari yang di sponsori oleh Kuttab Al-Fatih Purwakarta di tahun 2014 silam, ia kemudian mendaftarkan diri sebagai peserta. Beruntung karena saat itu ia telah libur kuliah. “Dari pada liburan gak karuan lebih baik ikut daurah 40 hari” ujar anak muda yang tinggal di Bekasi ini.
Saat mendaftar menjadi peserta, Ardi telah memiliki hafalan kurang lebih 17 Juz. Sudah memiliki hafalan sebanyak itu, lantas tidak membuat dia sombong. Ia terus berusaha menambah hafalannya agar genap menjadi 30 Juz.
Lelaki yang memakai kaca mata ini begitu semangat menyelesaikan hafalannya. Terkadang rasa bosan dan jenuh menghampiri dirinya. Ia tidak membiarkan perasaan itu berlama-lama menguasai dirinya. Lantas ia membaca terjemah Al-Qur’an yang menceritakan kisah-kisah para Nabi dan Rasul sehingga ia termotivasi kembali untuk menghafal.
Mahasiswa jurusan Teknik Fisika ini memiliki cita-cita yang hebat. “Kedepannya saya ingin membuktikan kepada dunia Internasional bahwa tidak ada kontradiksi antara Al-Qur’an dengan alam semesta,” pungkasnya dengan mantap.
Saat Islampos menemuinya, ia telah menyelesaikan hafalannya 30 Juz. Ia berpesan kepada semua teman-teman yang sedang menghafal atau baru ingin menghafal, “Jangan pernah bosan mengulang ayat yang ingin dihafal.” []