IKHLAS artinya menghilangkan orientasi beramal kecuali hanya untuk Allah. Belajarnya tidak cukup sekali melainkan setiap hari. Ikhlas salah satu syarat diterimanya amal seseorang.
Merugilah saat beramal tapi ternyata tak satupun yang tertulis dalam catatan amal.
Mengapa? Karena niatnya ditujukan bukan untuk akhirat (Allah) melainkan mengharapkan sesuatu dari duniawi.
Allah akan beri kontan setiap apa yang kita pinta di dunia, tapi di akhirat sudah tidak tersisa. Hanya karena tidak ikhlas.
Beramal demi mengharap duniawi, harta, jabatan, ketenaran, anak yang sukses. Allah akan berikan semuanya di dunia.
Tapi sayang saat menghadap Allah tak ada pahala yang tersisa. Amalan kecil yg tak dianggap justru masih ada di dalamnya.
BACA JUGA: Keutamaan Surat Al Ikhlas
Kemana semua amal yang dulu? Semua sudah diganti di dunia.
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16)
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud [11] : 15-16)
Empat perkara yang bisa menggugurkan keikhlasan. Diantaranya riya, sum’ah, ujub dan sombong.
Pertama adalah Riya.
Riya berasal dari kata ra’a-yara-ruyan-wa ru’yatan yang artinya melihat. Secara istilah artinya memperlihatkan amal kepada orang lain.
Kedua adalah sum’ah.
Berasal dari kata sama’a berarti memperdengarkan amalan. Menyebut-nyebut amalannya di hadapan orang, dia tidak senang kalau amalannya belum diketahui orang lain.
Karena tak aneh bahwa betapa menyembunyikan amal itu sulit sekali, apalagi di zaman digital hal apapun dengan mudahnya di-upload ke media sosial hingga secara tidak langsung akan mengikis keikhlasan itu sendiri.
Ketiga adalah ujub.
Sikap merasa lebih baik daripada orang lain. Memiliki kelebihan yang banyak, rajin, pintar, dan kelebihan lainnya tapi sayang justru menjadi kehinaan untuknya di sisi Allah.
BACA JUGA: 5 Hadist dan Ayat Al-Quran tentang Ikhlas Agar jadi Pribadi yang Lebih Baik, Masya Allah!
Keempat adalah takabur atau menyombongkan diri dan merendahkan orang lain.
Senang mengangkat dirinya dan juga merendahkan orang lain. Perkara ini tidak akan pernah bisa bersatu dengan sikap tawadhu’yang hanya dimiliki orang beriman.
Dalam surah az-zumar ayat 3 Allah Ta’ala berfirman,
اَلَا لِلّٰهِ الدِّيْنُ الْخَالِصُ…
Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik).
Di atas dijelaskan ada kata khalishu artinya murni. Murni itu tidak bercampur dengan apapun. Ibarat susu murni yang tidak tercampur dengan darah ataupun kotoran.
Demikian pula ikhlas, niatnya 100% untuk Allah. Tidak ada unsur selain mengharapkan wajah Allah saja. Sebagaimana tauhid yang menjadi modal besar seseorang untuk mendapatkan surga Allah. Tidak ada zat apapun yang disembah, diminta pertolongan, tempat berharap melainkan Allah.
Karena sejatinya Allah tidak mau diduakan dengan apapun. Maka saat beramal bukan untuknya maka Allah tidak butuh dengan amalan tersebut.
Bahkan saat bertemu dengan Allah dengan membawa amalan yang banyak, Allah akan campakkan amalan tersebut. (Hadits 3 orang yang dianggap sholih, tapi di akhirat menjadi orang pertama masuk neraka)
Orang yang ikhlas memiliki ciri-ciri. Di antaranya,
1. Mudah tunduk kepada kebenaran meskipun datang dari orang yang dibencinya. Setiap perkara yang datang dari Allah dan Rasul-Nya maka dia akan taat.
2. Dia tidak malu untuk mengatakan dirinya tidak tahu. Berapa banyak orang yang saat ditanya malu untuk mengatakan dirinya tidak tahu supaya tetap disebut orang berilmu.
3. Tidak malas dan berat dalam menjalankan perintah Allah. Dalam keadaan sendiri atau ramai dia tetap rajin menjalankan perintah Allah dan bersegera menjauhi perkara yang dilarang.
5. Orang yang ikhlas adalah apa adanya. Tidak mau menonjolkan diri atau merendahkan diri.
BACA JUGA: 6 Solusi Untuk Ikhlas
6. Pujian dan celaan baginya sama saja. Ketika dipuji tidak membuatnya melambung dan tidak sakit saat dicela/ dicaci. Karena ia dipalingkan Allah dari niat mencari muka manusia kepada mengharapkan wajah Allah .
7. Orang yang ikhlas itu tulus. Meski hati tiada yang mengetahui tapi manusia bisa merasakannya. Di depan atau di belakang orang tetap baik. Tanpa bermanis di depan dan menikam di belakang.
Oleh karena itu luruskan niat setiap saat. Kembalilah menata hati dan tanyakan lagi kepada diri, untuk apa amalan ini dan itu sebenarnya. Agar beberapa kalipun belajar ikhlas tapi selalu berfaidah dan tidak menguap tanpa arti.
Wallahu a’lam bi showab. []