TAK ada yang mustahil bagi Allah SWT. Semuanya bisa terjadi meski tak bisa dipahami akal manusia. Namun perlahan manusia mulai menemukan kebenaran akan ciptaan Allah SWT yang ternyata bisa dibuktikan dengan penelitian dan kajian ilmiah. Hal ini tentu akan menambah keimanan bagi seorang Muslim. Seperti yang terjadi dalam kisah Ashabul Kahfi.
Secara nalar, mustahil manusia bisa bangun setelah tidur selama 309 tahun. Namun kembali pada keimanan seseorang bahwa tak ada yang mustahil bagi Allah SWT. Kini seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, ternyata tidurnya Ashabul Kahfi selama tiga abad ternyata memang mungkin terjadi, tentunya hal ini terjadi dengan izin Allah SWT.
BACA JUGA: 3 Foto Gua Ashabul Kahfi dan Hikmah Kisah Ini
Dalam Alquran disebutkan bahwa Allah SWT telah mematikan fungsi pendengaran Ashabul Kahfi selama mereka tertidur. Hal ini sebagaimana termaktub pada QS Al Kahfi ayat 11,
فَضَرَبْنَا عَلٰٓى اٰذَانِهِمْ فِى الْكَهْفِ سِنِيْنَ عَدَدًاۙ
“Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu.”
Dimatikannya fungsi pendengaran ini hampir sama dengan pembiusan. Ketika indera pendengaran diberhentikan fungsinya, maka para penghuni gua ini bisa tidur dengan pulas. Lain halnya kalau pendengaran mereka masih berfungsi normal. Pasti akan memengaruhi kualitas tidur mereka.
Bukankah ketika sedang tidur, kita merasa terganggu dengan suara bising atau bunyi yang mengejutkan?
Demikianlah cara Allah menjadikan tidur sebagai peristirahatan bagi mereka.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa organ terpenting dalam proses pendengaran bukanlah telinga, melainkan otak. Alasannya, otaklah yang pada hakikatnya merespons bunyi.
Pernyataan ini tidak keliru, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Karena jika dirunut kronologi bagaimana bunyi itu bisa sampai ke otak, sudah pasti jawabannya adalah, terlebih dahulu diawali dengan masuknya bunyi melalui telinga. Artinya, jika telinga tertutup, otak tidak menerima sinyal apa-apa.
Point inilah yang hendak diutarakan ayat di atas. Bahwa sel-sel dan saraf pertumbuhan di dalam sistem tubuh manusia, yang semuanya itu berpusat di otak, ikut berhenti dengan tertutupnya telinga.
Maka, dari sini dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa penjelasan di atas, selain mengungkap rahasia tidurnya Ashabul Kahfi yang begitu nyenyak, juga menerangkan kenapa tubuh mereka tidak hancur selama tiga abad.
Bagaimana bisa hancur, pertumbuhan tubuh mereka saja terhenti. Logika sederhananya begini: jika tidak bertumbuh-kembang, maka tubuh mereka tidak mengalami penuaan. Dengan demikian, mereka tetap awet muda. Tidak menjadi keriput, apalagi membusuk.
BACA JUGA: Letak Gua Ashabul Kahfi
Prof. Zaghloul An-Najjar, pakar I’jaz Ilmi dari Mesir, berkata,
“Apabila kita beranda-andai bahwa tidurnya para penghuni gua itu merupakan tidur yang alami, tentu mereka tetap akan membutuhkan makan, minum, dan buang hajat serta aktivitas lainnya. Namun, hakikatnya adalah Allah telah menghentikan segenap fungsi kehidupan dalam tubuh mereka, melalui perintah dari-Nya. Dia yang memelihara tubuh mereka dari proses pembusukan sepanjang tiga ratus tahun.”
Perkataan beliau ini diambil dari kitab Mukhtarat min Tafsri Al-Ayat Al-Kauniyah fil Qur’anil Karim. []
SUMBER: DAKWAH.ID