PALESTINA—Asosiasi Pengusaha Palestina (PBA) telah memperingatkan bahwa 90 persen dari kegiatan ekonomi di Jalur Gaza yang terkepung akan terhenti sepenuhnya. Hal ini sebagai akibat dari guncangan keuangan dan kemanusiaan yang telah menimpa penduduk Gaza, terutama setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) menghentikan pendanaan bagi UNRWA.
Kepala asosiasi Ali al-Hayek mengatakan pada Senin (3/9/2018) bahwa ribuan warga Palestina di Gaza diancam dengan pengangguran selama beberapa tahun berjalan sebagai akibat dari meningkatnya blokade dan krisis keuangan yang melanda UNRWA.
BACA JUGA: Tak dapat Pengobatan, Bayi Gaza Meninggal Dunia
Hayek menegaskan bahwa tingkat pengangguran di antara para pengungsi di Gaza akan mencapai 65 persen pada akhir 2018 jika tidak ada program pendanaan yang jelas untuk mengakhiri krisis keuangan UNRWA.
Tak hanya ancaman di bidang ekonomi yang akan dialami warga Gaza, namun dalam bidang pangan pun warga Gaza mengalami kesulitan. Hal ini ditegaskan Ketua Komite Rakyat Hadapi Blokade Aleg Jamal Khudr.
Menurut Khudr ketahanan pangan, kesehatan dan pendidikan di Gaza terancam krisis, akibat dihentikannya bantuan AS kepada UNRWA, yang menyalurkan bantuan pokok kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza.
Dalam keterangannya Khudri mengatakan, akibat pembekuan bantuan AS, ketahanan pangan, sektor kesehatan dan pendidikan terancam krisis, dan memicu prahara baru bagi para pengungsi, di saat belum ditemukan solusi cepat untuk menganggulangi krisis ini. Sementara krisis makin meningkat di segenap sektor kehidupan kemanusiaan, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan pertanian.
Khudri menyerukan kepada masyarakat internasional untuk tetap membantu badan PBB urusan pengungsi Palestina (UNRWA) yang menyalurkan bantuan kepada para pengungsi di Palestina, Jordania, Suriah dan Libanon. []
SUMBER: PIC