SEBAGAI komodor Blok Sekutu, pasca Perang Dunia II, Amerika tampil sebagai pemenang di medan perang. Semenjak itu pula Amerika menjadi negara super power dunia hingga saat ini. Kebijakan ekonomi, politik, sosial dan budaya mengangkangi hampir seluruh negara di dunia.
Tapi sebagai pemenang perang, bukan berarti Amerika tak pernah kalah. Sebagaimana kita tahu, Amerika pernah kalah dan menjadi pecundang saat perang melawan Vietnam.
BACA JUGA:Â Sultan Turki Ternyata Pernah Bantu Amerika pada Tahun 1894
Amerika babak belur melawan Gerilyawan Viet Chong. Tercatat dari 2,7 juta tentara yang bertugas, setidaknya 58.159 orang tewas, 1.710 hilang, dan 303.635 orang terluka.
Tentara Amerika banyak yang stres dan frustrasi, sehingga kebijakan pusat memutuskan mereka ditarik mundur.
Selidik punya selidik, ternyata kekalahan Amerika di Vietnam ini gara-gara Indonesia.
Lho, kok bisa?
Dari sekian banyak tokoh ahli strategi militer, seni perang, ternyata Gerilyawan Viet Chong terinspirasi dari Indonesia.
Para pemimpin Viet Chong tidak memilih Mao Tse Tung, George S Patton, Napoleon Bonaparte, atau Sun Tzu sebagai inspirasi dan menggunakan strategi perang ala mereka dalam melawan Amerika. Melainkan para pemimpin Gerilyawan Viet Chong, mengaku bahwa mereka membaca buku Pokok-pokok Perang Gerilya karya Jenderal AH. Nasution.
Mereka menjadikan buku ini sebagai pedoman strategi perang. Alasannya sederhana, karena alam Indonesia mirip alam Vietnam. Jadi strategi perang gerilyawan lebih cocok digunakan dalam menggempur musuh.
Para tentara Viet Chong meniru Indonesia dalam melawan Belanda dan Jepang, menyerang di malam hari atau pagi buta, menjelang siang bersembunyi di hutan.
Yang unik dari strategi gerilya Viet Chong ini, adalah mereka membuat Cu Chi atau terowongan bawah tanah. Cu Chi merupakan kebanggan dan simbol kejayaan perang Vietnam.
Selain tentara, masyarakat sipil pun mengamankan diri di dalam terowongan ini. Yang mana di dalam terowongan tersedia dapur, gudang, senjata, tempat tidur, rumah sakit, bahkan tempat belajar dan bermain.
Strategi perang gerilya ini yang menyulitkan Amerika, diserang tiba-tiba, malam hari, pagi buta, saat mau membalas mereka hilang di hutan belantara.
Esoknya juga begitu, selalu berulang, sehingga banyak tentara AS yang frustrasi menghadapi perang model ini.
BACA JUGA:Â Kaum Munafik di Tengah Perjalanan Pulang dari Perang Tabuk
Apa hikmahnya bagi kita?
Pertama, ternyata anak bangsa Indonesia, Jenderal AH Nasution, menjadi inspirasi yang mendunia. Bukan hanya untuk Vietnam, tapi juga AS yang setelah kalah perang di Vietnam turut belajar.
Kedua, sebuah tulisan bisa menginpirasi jiwa, bahkan lebih jauh menginspirasi manusia untuk mengubah dunia.
Ketiga, kita optimis bisa menjadi bagian dari perubahan umat, bangsa, dan negara ke arah yang lebih baik.
Salam, orang awam tak berilmu. []