SEORANG atlet judo Aljazair, Fethi Nourine, mengundurkan diri dari Olimpiade Tokyo 2020 karena tidak bersedia bertanding melawan pejudo Israel.
Fethi Nourine dan pelatihnya, Amar Benikhlef, mengatakan kepada media Aljazair bahwa mereka mundur dari Olimpiade Tokyo untuk menghindari kemungkinan pertarungan putaran kedua dengan Tohar Butbul dari Israel di divisi 73 kg putra pada Senin (26/7/2021).
Di babak pembukaan Olimpiade Tokyo, Nourine menghadapi pemain Sudan Mohamed Abdalrasool. Di pertandingan berikutnya, dia kemungkinan akan dihadapkan kepada Butbul, pejudo Israel yang jadi unggulan kelima.
BACA JUGA: Tentara Israel Satroni kantor Komite Olimpiade Palestina
Komite eksekutif Federasi Judo Internasional untuk sementara menangguhkan Nourine dan Benikhlef atas keputusan pengunduran diri mereka. Keduanya kemungkinan akan menghadapi sanksi di luar Olimpiade, yang dimulai Sabtu (24/7/2021).
Komite Olimpiade Aljazair kemudian menarik akreditasi kedua perwakilan mereka tersebut dan membuat rencana untuk memulangkan mereka.
IJF mengatakan posisi Nourine adalah “bertentangan total dengan filosofi Federasi Judo Internasional. IJF memiliki kebijakan non-diskriminasi yang ketat, mempromosikan solidaritas sebagai prinsip utama, diperkuat oleh nilai-nilai judo.”
Nourine dan Benikhlef tidak mau berhadapan dengan pejudo Israel di Olimpiade Tokyo 2020, sebagai bentuk dukungan politik mereka untuk Palestina.
Agensi PA Inggris mengutip Nourine yang berusia 30 tahun mengatakan kepada televisi Aljazair: “Kami bekerja keras untuk mencapai Olimpiade. Tapi tujuan Palestina lebih besar dari semua ini.”
Pelatih Nourine Amar Benikhlef mengatakan, “Kami tidak beruntung dengan undian. Kami mendapat lawan dari Israel dan itulah mengapa kami harus mundur. Kami membuat keputusan yang tepat.”
BACA JUGA: Sambut Olimpiade 2020, Jepang Siapkan ‘Mushala Mobile’
Nourine juga mengundurkan diri dari Kejuaraan Judo Dunia pada 2019 lalu, tepat sebelum ia dijadwalkan menghadapi Butbul. Kejuaraan dunia itu diadakan di Tokyo di Budokan, tempat diadakannya turnamen judo Olimpiade tahun ini.
Kendati Badan pemerintahan dunia Judo telah tegas dalam kebijakan antidiskriminasi dan memberi dukungan kuat terhadap Israel untuk ikut berkompetisi, sejumlah atlet dari berbagai negara tetap kukuh pada prinsip mereka untuk memboikot Israel. Atlet dari negara lain seperti Iran dan Mesir juga sebelumnya menolak bertanding melawan atlet yang mewakili Israel.
Pada bulan April, IJF menangguhkan Iran selama empat tahun karena negara tersebut menolak untuk mengizinkan para atletnya menghadapi Israel. IJF mengatakan kebijakan Iran terungkap ketika mantan judoka Iran Saeid Mollaei mengklaim dia diperintahkan untuk kalah di semifinal kejuaraan dunia 2019 di Tokyo untuk menghindari kemungkinan menghadapi juara dunia Israel Sagi Muki di final.
IJF menyebut kebijakan Iran sebagai “pelanggaran serius dan pelanggaran berat terhadap statuta IJF, kepentingan sahnya, prinsip dan tujuannya.” Larangan terhadap Iran itu berlaku hingga September 2023.
IJF membantu kepergian Mollaei ke Jerman setelah kontroversi tersebut, dan dia sekarang mewakili Mongolia. Dia akan bertanding pada Selasa (27/7/2021) di Olimpiade Tokyo tahun ini. []
SUMBER: DAILY SABAH