ATURAN silaturahmi diajarkan dalam Islam. Silaturahmi adalah salah satu bentuk habluminannas, hubungan antara sesama manusia yang merupakan suatu kebaikan dalam Islam. Salah satu contohnya adalah bertamu dan menerima tamu.
Islam mengajarkan adab bagi muslim dalambertamu. Islam juga mengajarkan kepada setiap muslim agar senantiasa memuliakan tamu sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ:
“Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR Bukhori dan Muslim)
BACA JUGA: Manfaatkan Medsos sebagai Media Silaturahmi
Nah, berikut aturan silaturahmi bertamu dalam Islam:
1 Aturan silaturahmi bertamu: Menggunakan pakaian yang rapi dan sopan
Dengan menggunakan pakaian yang rapi, berarti Anda menghargai diri sendiri dan tuan rumah. Tamu dengan pakaian rapi dan sopan akan lebih diapresiasi oleh tuan rumah.
Sebagaimana firman Allah SWT:
“Jika kamu berbuat baik, kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, [kamu melakukannya] untuk dirimu sendiri. Kemudian ketika janji terakhir datang, [Kami mengirim musuhmu] untuk membuat wajahmu sedih dan memasuki bait suci di Yerusalem, seperti yang mereka masuki pertama kali, dan untuk menghancurkan apa yang telah mereka ambil alih dengan kehancuran [total].” (QS Al Isra’: 7)
2 Aturan silaturahmi bertamu: Ketuk pintu tiga kali
Ketuk pintu tiga kali, jika tidak ada jawaban, Anda harus pulang. Sebagaimana Nabi bersabda:
“Minta izin tiga kali, jika diizinkan masuk, jika tidak pulang.” (Bukhori dan Muslim)
Meminta izin dengan mengetuk pintu tiga kali, telah dijelaskan dalam Al-Qur’an:
“Dan jika kamu tidak menemukan seorang pun di dalamnya, janganlah kamu memasukinya sampai kamu diberi izin. Dan dikatakan kepada Anda, “Kembalilah” lalu kembalilah; itu lebih murni bagimu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS An-N u r : 28)
BACA JUGA: Inilah 5 Keutamaan Menjaga Silaturahmi dalam Islam yang Perlu Kamu Ketahui!
3 Aturan silaturahmi bertamu: Minta izin dan ucapkan salam sebelum masuk rumah
Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah selain rumah-rumahmu sendiri sampai kamu yakin menyambut dan menyapa penghuninya. Itu yang terbaik untukmu; mungkin Anda akan diingatkan.” (QS An-N u r : 27)
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ada seorang laki-laki meminta izin ke rumah Nabi Muhammad ﷺ selama dia berada di rumah itu.
Dia berkata, “Bolehkah saya masuk?”
Rasulullah ﷺpun mengajarinya bagaimana cara meminta izin dan memberitahu dia untuk mengatakan “Assalam u ‘alaikum, boleh aku masuk?”
Orang itu mendengar apa yang diajarkan Nabi, lalu dia berkata, “Assalamu’alaikum, bolehkah saya masuk?” Nabi memberinya izin dan mempersilakannya masuk.” (HR Abu Daud)
Pelajaran penting meminta izin sebelum masuk rumah adalah menjaga pandangan, sebagaimana sabda Nabi :
“Meminta izin dijadikan kewajiban karena bisa menjaga mata.” (HR Bukhori dan Muslim)
4 Aturan silaturahmi bertamu: Tidak boleh mengintip ke dalam rumah
Meski niat Anda hanya untuk memastikan ada atau tidaknya seseorang di dalam rumah, namun Anda tetap tidak diperbolehkan mengintip ke dalam rumah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Dari Sahal bin Saad mengatakan, ada seorang pria yang mengintip dari lubang di pintu Rasulullah ﷺ rumah dan pada saat itu, ia menyisir hi s rambut. Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda: “Jika aku tahu kamu mengintip, aku akan menutup matamu. Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk meminta izin karena dapat menjaga mata.” (HR Bukhori)
Dalam riwayat lain dikatakan:
“Barangsiapa yang melihat ke dalam rumah orang tanpa izin mereka, maka kamu boleh mencungkil matanya tanpa harus membayar diyat dan tanpa qishas.” (HR Muslim dan Fathul Bari)
BACA JUGA: Benarkah Silaturahmi Melapangkan Rezeki?
5 Aturan silaturahmi bertamu: Perkenalkan diri sebelum masuk rumah
Jika tuan rumah belum mengetahui siapa Anda, maka perkenalkan diri Anda terlebih dahulu sebelum Anda diperbolehkan masuk ke dalam rumah.
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan Jabir. Dia berkata, “Saya pernah datang ke Rasulullah, dan saya mengetuk pintunya. Nabi ﷺ bertanya, “Siapa itu?” Saya menjawab, “Saya.” Dia berkata, “Saya, saya …!” Seolah-olah dia sedang marah.” (HR Bukhori)
Hadits ini menunjukkan bahwa jika tuan rumah bertanya kepada tamunya, maka jawablah dengan menyebut nama, bukan sekadar menjawab.
6 Aturan silaturahmi bertamu: Laki-laki dilarang mengunjungi rumah yang di dalamnya hanya ada perempuan
Untuk menghindari fitnah, seorang laki-laki dilarang memasuki rumah yang di dalamnya hanya seorang perempuan. Anda harus tinggal di luar rumah atau terasnya. Hal ini dapat menghindarkan seorang wanita dari bahaya pria tersebut.
7 Aturan silaturahmi bertamu: Duduk dengan sopan
Setelah tuan rumah mengizinkan Anda memasuki rumah, Anda harus duduk dan mengunjungi dengan sopan. Jangan melebarkan pandangan ke mana-mana karena bisa membuat tuan rumah tidak nyaman dan curiga dengan Anda.
Islam mengatur cara duduk yang sopan, sebagai berikut:
- Tidak meminta orang yang sudah duduk, agar bisa duduk di tempat itu.
- Orang yang berhak duduk di suatu tempat adalah orang yang pertama menempatinya.
- Jangan duduk dengan menyela dua orang yang sedang duduk.
- Jangan duduk di tengah-tengah majelis
- Duduk membaca basmallah dan berdzikir kepada Allah
8 Aturan silaturahmi bertamu: Terima perjamuan dengan baik
Jika tuan rumah telah menyajikan jamuan makan untuk Anda, terimalah dengan senang hati. Jangan tunjukkan wajah tidak suka Anda ke perjamuan. Segera nikmati jamuannya segera setelah tuan rumah mengundang, jangan menunggu sampai diundang berkali-kali.
BACA JUGA: Pentingnya Silaturahmi Dijelaskan dalam Hadist Nabi, Berikut 7 Hadistnya
9 Aturan silaturahmi bertamu: Nikmati jamuan makan dengan membaca basmallah dan akhiri dengan alhamdulillah
Rasulullah bersabda:
“Jika ada di antara kalian yang ingin makan, maka sebutkan nama Allah, jika Anda lupa menyebut nama Allah terlebih dahulu, bacalah: Bissmillahi awwalahu waakhiruhu.” (HR Abu Daud)
10 Aturan silaturahmi bertamu: Makan dengan tangan kanan dan pilih makanan terdekat
Islam mengajarkan kita aturan makan dan minum dengan tangan kanan, tidak sopan jika menggunakan tangan kiri, kecuali tangan kanan sedang bermasalah.
11 Aturan silaturahmi bertamu: Kosongkan piringmu
Dengan membersihkan makanan di piring, berarti Anda menunjukkan penghargaan kepada tuan rumah.
BACA JUGA: 4 Jenis Menyambung Silaturahmi dalam Islam
12 Aturan silaturahmi bertamu: Cepat pulang
Jangan terlalu lama berada di dalam tuan rumah karena tuan rumah bisa bosan dan ingin melakukan aktivitas lain. Perhatikan sikap tuan rumah kepada Anda ketika Anda berbicara, jika dia merasa gelisah, Anda harus segera menghentikan kunjungan Anda.
13 Aturan silaturahmi bertamu: Buat janji Anda sesuai dengan waktu yang disarankan
Dari sahabat Anas:
“Rasulullah tidak pernah mengetuk pintu keluarganya di malam hari. Dia biasanya datang kepada mereka di pagi atau sore hari.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Dari hadits di atas, kita tahu bahwa waktu terbaik untuk berkunjung adalah sebelum isya. Islam telah memberikan aturan waktu berziarah, jangan berziarah pada saat aurat. Waktu aurat adalah setelah zhuhur, isya dan sebelum fajar.
Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah orang-orang yang dimiliki tangan kananmu dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu meminta izin kepadamu [sebelum masuk] pada tiga waktu: sebelum shalat subuh dan ketika kamu menanggalkan pakaianmu [ untuk istirahat] pada siang hari dan setelah shalat malam. [Ini adalah] tiga kali privasi untuk Anda. Tidak ada cela atasmu atau atas mereka di luar [masa-masa] ini, karena mereka terus-menerus beredar di antara kamu – sebagian dari kamu, di antara yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan kepadamu ayat-ayat; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS An-Nur : 58)
Dari beberapa hadits di atas dijelaskan bahwa silaturahmi memberikan banyak manfaat bagi tamu dan seseorang yang menerima tamu. Selain itu dapat menumbuhkan sikap toleran terhadap sesama, mendatangkan ampunan mendapat berkah dari Allah, membuat setan dan setan marah. Silaturahmi tidak hanya berkunjung ke rumah keluarga, tetapi juga bisa dilakukan melalui teknologi seperti telepon, SMS, bahkan media sosial. []
SUMBER: AZISLAM