AUF bin Abu Hayyah al Ahmasi, atau nama kunyahnya Abu Syubail, mengikuti suatu pasukan yang dipimpin oleh Nu’man bin Muqarrin, pasukan yang dikirim oleh Khalifah Umar untuk mendukung/memperkuat pasukan muslim pimpinan Mughirah bin Syu’bah, yang sedang berperang melawan tentara Persia di Ashbahan.
Dalam pertempuran tersebut, Auf berpuasa sebagaimana kalau ia berpuasa pada saat di rumah, yakni ia menjaga amalan istiqomah puasanya walau sedang bertempur. Ketika pertempuran usai dan kemenangan diperoleh pasukan muslim, ia ditemukan dalam keadaan luka parah dan hampir sekarat. Seseorang membawakan air untuk diminum, tetapi ia menolak dan mempertahankan puasanya hingga waktu berbuka. Tetapi sebelum waktu berbuka tiba, ia telah meninggal.
BACA JUGA: Miqdad bin ‘Amr, Sahabat yang Menghindari Jabatan dan Pujian
Ketika utusan Nu’man menghadap Umar untuk melaporkan pertempuran tersebut, ia menyebutkan nama-nama yang telah gugur. Di antara sahabat yang telah gugur ternyata ada sebagian sahabat yang tidak dikenali. Umar pun menyahut, “Tetapi Allah mengenali mereka!”
Mereka juga menyebut tentang “seorang lelaki yang telah menjual dirinya”, yang dimaksud adalah Auf bin Abu Hayyah, yang juga gugur karena menolak minuman yang ditawarkan karena mempertahankan puasanya, padahal saat itu ia dalam keadaan luka parah dan hampir sekarat.
BACA JUGA: Ketika Nabi Mengumpulkan Sahabat yang Bercerai-Berai, “Wahai Hamba-hamba Allah”
Mudrik bin Auf al Ahmasi, keponakan dari Auf bin Abu Hayyah, yang ketika itu berada di samping Umar berkata, “Wahai amirul mukminin, Demi Allah orang banyak telah mendakwa pamanku (yakni Abu Syubayl) mencampakkan dirinya dalam kebinasaan!!”
Khalifah Umar dengan tegas berkata, “Mereka keliru, akan tetapi ia telah membeli akhirat dengan dunianya.” []
Sumber: Kisah 25 Nabi dan Rasul dilengkapi Kisah Sahabat, Tabiin, Hikmah Islam, Rasulullah, wanita shalihah/ kajian Islam 2