PARA Aulia atau wali merupakan orang-orang yang dekat dengan Allah dan memiliki derajat kemuliaan yang tinggi. Walī, dalam bahasa Arab berarti ‘seseorang yang dipercaya’ atau ‘pelindung’. Sedangkan maknanya secara umum adalah ‘Teman Allah’ dalam kalimat walīyu ‘llāh.
Para aulia (sahabat Allah), bahkan tidak menyadari bahwa dirinya adalah seorang wali. Itulah yang membuat hal ini begitu menarik. Mereka tidak ‘ngeh betapa Allah mencintai mereka dan bagaimana mereka bisa naik ke derajat mulia tersebut.
Ada tiga cara, yang disebutkan para ulama, untuk mencapai derajat aulia, sebagaimana diriwayatkan oleh Nabi Muhammad ﷺ dalam sebuah hadits Qudsi bahwa Allah telah berfirman:
“Siapa pun yang menganggap teman istimewa-Ku itu sebagai musuh, Aku akan berperang melawannya.”
Kabar yang disampaikan dalam hadis tersebut merupakan berita gembira sekaligus menakutkan karena berisi ancaman. Mengingat para aulia ini statusnya tersembunyi, bagimana kita bisa mengetahuinya?
Ali berkata, “Allah telah menyembunyikan dua hal di antara manusia: Dia menyembunyikan kesenangan-Nya dalam perbuatan baik-Nya; maka kamu tidak mengetahui amal baik yang mana yang membuka keridhaan-Nya. Dan Allah telah menyembunyikan aulia -Nya, sahabat-sahabat khusus-Nya di antara manusia.”
BACA JUGA: Wali Allah, Ini 2 Kriterianya?
Anda tidak akan tahu dengan siapa Anda berhadapan saat Anda berhadapan dengan orang itu. Tetapi juga tidak berarti seseorang keluar dan melakukan dosa besar dan berkata baik saya mungkin saja yang wali Allah! Tidak.
Ada seseorang yang berusaha untuk mencapai posisi itu, dan kemudian ada orang yang telah membuka kuncinya tanpa mereka sadari.
Allah berfirman:
“Siapa pun yang mencapai posisi itu, Aku akan memerangi orang yang menyakiti orang itu.”
Ibnu Al Qayyim berkata, “Berapa banyak negara yang telah dilindungi atau dihancurkan karena seorang wali di dalam diri mereka atau melawan mereka. Satu atau dua orang yang Allah pegang dalam standar yang begitu tinggi.”
Lantas, hal apa yang memungkinkan seseorang mencapai derajat kemuliaan tersebut?
Berikut 3 hal yang memungkinkan seseorang mencapai keadaan itu:
1 Penuhi Kewajiban dan Berbuat Baik
Anda memenuhi kewajiban dan Anda berbuat baik sampai Anda merasakan manisnya kebaikan itu, yang merupakan keridhaan Allah, dan itu menjadi kekuatan pendorong unik Anda dalam hidup.
Tidaklah kamu dekat dengan Allah dengan sesuatu yang lebih dicintai daripada melakukan kewajibanmu: sholat tepat waktu, puasa, melakukan hal-hal yang diperintahkan Allah kepadamu.
Dan kemudian Anda lebih dekat dengan-Nya. Anda merasakan manisnya kewajiban dan sekarang Anda mulai melakukan perbuatan sukarela sampai Allah mencintai Anda dengan cinta khusus yang eksklusif itu.
Dan ketika Allah mencintaimu dengan cara itu, Dia menjadi pendengaran dengan apa yang kamu dengar, penglihatan yang kamu lihat, tangan yang kamu pukul, cara kamu berjalan. Anda menjadi bercokol dalam keridhaan Allah itu, dan mencari keridhaan Allah itu; dan itu menjadi kekuatan pendorong eksklusif Anda.
Ridha Allah adalah apa yang mendorong Anda melalui semua perbuatan baik Anda sehingga Anda terus melakukan lebih dan lebih, dan Anda tidak bisa mendapatkan cukup itu. Karena Anda telah merasakan manisnya doa, sekarang lima kali tidak cukup lagi; Anda merasakan manisnya puasa, Ramadhan tidak cukup lagi; Anda merasakan manisnya haji, haji tidak cukup lagi …
Maka Allah membukakan hal-hal ini untuk Anda, dan Anda merasakan kesenangan dari perbuatan baik itu dan itu menjadi kekuatan pendorong.
BACA JUGA: Awali Hari dengan 3 Doa Pagi Ini
2 Ketulusan Pertobatan Anda
Ini sebenarnya lebih mendadak. Seseorang membuat pertobatan yang tulus kepada Allah, karena Allah, karena Allah; dan keridhaan Allah dalam taubat itu sama sekali menghilangkan efek kesenangan dari ketidaktaatan itu kepada Allah.
Jadi di situlah Anda menemukan hadits-hadits tentang seseorang yang berdosa besar dan kemudian tiba-tiba beralih; keridhaan Allah mengalahkan segala jenis kesenangan yang biasa mereka dapatkan dari ketidaktaatan itu. Dan sekarang mereka dikalibrasi dengan cara itu, dan mereka segera naik status di sisi Allah.
3 Saat Allah Mengujimu Dengan Tragedi Besar
Allah mengambil sesuatu darimu, dan melalui tragedi itu kamu melakukan ihtisab , yaitu mencari pahala (ridha Allah). Dan Anda mencoba mencari kesenangan itu dari Allah, dan itulah yang menangkap Anda melalui tragedi itu. Itu sekali lagi menjadi cara Anda mengontekstualisasikan semua tragedi Anda dan semua kesengsaraan Anda; bahwa seseorang akan mencapai status wilaya (persahabatan). []
SUMBER: ABOUT ISLAM