MUNGKIN di antara lelaki masih banyak yang bingung dengan batasan auratnya. Sebagaimana kita ketahui, seseorang yang beragama Islam, baik itu lelaki atau perempuan, wajib menutup auratnya.
Di kalangan lelaki awam, lutut sering disebut sebagai aurat sehingga tidak boleh terlihat. Benarkah demikian? Berikut keterangan soal aurat lelaki yang wajib diketahui kaum Adam.
BACA JUGA: Runtuhnya Peradaban Akibat Aurat dan Syahwat
Aurat lelaki dalam madzhab Imam Syafi’i adalah apa yang ada di antara lutut dan pusar. Artinya, lutut dan pusar tidak termasuk aurat. Sehingga yang termasuk aurat adalah yang ada di antara lutut dan pusar.
Hal ini ditegaskan oleh Imam An-Nawawi –rahimahullah- (wafat : 676 H) dimana beliau berkata:
الصَّحِيحُ الْمَنْصُوصُ أَنَّهَا مَا بَيْنَ السُّرَّةِ والركبة وليست السرة والكربة مِنْ الْعَوْرَةِ قَالَ الشَّيْخُ أَبُو حَامِدٍ نَصَّ الشَّافِعِيُّ عَلَى أَنَّ عَوْرَةَ الْحُرِّ وَالْعَبْدِ مَا بين سرته وركبته وأن السرة والركبة ليسا عَوْرَةً فِي الْأُمِّ وَالْإِمْلَاءِ
“Yang benar dan telah ditegaskan (dalam madzhab), sesungguhnya aurat laki-laki apa yang ada diantara pusar dan lutut, (dimana) pusar dan lutut tidak termasuk aurat. Asy-Syaikh Abu Hamid (Al-Ghazali) menyatakan : Bahwa Imam Asy-Syafi’i telah menegaskan sesungguhnya aurat laki-laki merdeka dan hamba sahaya, apa yang ada diantara pusar dan lutut. Dan sesungguhnya pusar dan lutut, keduanya tidak termasuk aurat dalam (kitab) “AL-UMM” dan “AL-IMLA’…”[Majmu’ Syarhul Muhadzdzab : 3/168].
Pendapat di atas merupakan pendapat mayoritas ulama, di antara mereka adalah Imam Malik, Imam Asy-Syafi’i dan Imam Ahmad.
Ketiga Imam di atas berdalil dengan suatu riwayat dari Zur’ah bin Abdurrahman bin Jarhad dari bapaknya (Abdurrahman bin Jarhad) beliau berkata: “Jarhad termasuk salah seorang ahlus suffah, sesungguhnya beliau berkata: “Rasulullah-shalallahu ‘alaihi wa sallam- duduk di samping kami dalam keadaan pahaku tersingkap. Maka beliau-shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
أما علمت أن الفخذ عورة ؟
“Apakah kamu tidak tahu bahwa sesungguhnya paha itu aurat ?” [HR. Abu Dawud : 4014 – shahih].
BACA JUGA: Menindik Tubuh di Bagian Aurat, Bagaimana Hukumnya?
Sebagian ulama’, seperti Imam Ibnul Qoyyim –rohimahullah-membagi aurat menjadi dua, aurat kubra (besar) yaitu kemaluan dan dubur dan aurat shugra (kecil), yaitu paha. [Tahdzibus Sunan : 11/36].
Paha adalah aurat menurut pendapat yang paling kuat. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama termasuk di dalamnya madzhab Imam Syafi’i. Yang dimaksud paha di sini adalah apa yang ada diantara lutut dan pusar. Jadi kesimpulannya, lutut dan pusar bukanlah termasuk aurat. Wallahu A’lam. []