BRUSSELS—Avaaz, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Eropa menggelar aksi di depan gedung Dewan Uni Eropa (UE) di Brussels. Aksi ini dilakukan untuk memberikan tekanan kepada menteri-menteri luar negeri Eropa yang tengah bertemu di dalam gedung agar memberikan sanksi kepada negara Zionis Israel.
Mereka menyusun 4.500 pasang sepatu di luar gedung tersebut. Angka ini melambangkan jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh Israel dalam satu dekade terakhir.
“Kami memiliki pesan kepada para pemimpin Uni Eropa yang mengatakan: ‘Kehidupan orang Palestina penting’,” ujar Fadi Quran, juru kampanye senior untuk Avaaz.
Menurut Quran, satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian adalah dengan memberikan sanksi terhadap Israel.
“Kami percaya bahwa satu-satunya cara untuk bergerak menuju perdamaian adalah dengan memberi sanksi kepada Israel, itulah satu-satunya jalan yang kami miliki dan itulah tujuan kami,” tutur Quran.
Aktivis Palestina seperti Quran telah memimpin kampanye Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) melawan Israel sejak 2005. Tetapi gerakan itu telah dibangkitkan kembali dalam beberapa bulan terakhir, ketika kekerasan dan ketegangan politik meningkat di wilayah konflik Palestina.
Puncaknya adalah bentrokan keras di perbatasan Israel-Gaza pada hari peresmian kedutaan Amerika Serikat di Yerusalem pada 14 Mei 2018 lalu. Ketika itu 60 warga Gaza dilaporkan dibunuh oleh pasukan IDF, pasukan pertahanan Israel.
Beberapa negara Uni Eropa, yang menentang langkah relokasi kedutaan yang kontroversial, mengutuk penggunaan kekuatan yang berlebihan. Namun mereka tidak menerapkan langkah-langkah khusus untuk menghukum pemerintahan Benjamin Netanyahu.
Penyelenggara aksi ingin diplomat untuk fokus tidak hanya pada manuver geopolitik yang genting di Timur Tengah, tetapi untuk berempati dengan manusia yang menjadi korban dari konflik selama beberapa dekade.
“Lebih dari seribu pasang sepatu di sini melambangkan anak-anak dan saya juga membawa sepatu putri saya, untuk menunjukkan bahwa saya berdiri dengan ayah-ayah itu, ibu-ibu itu, saudara-saudari yang kehilangan anak-anak dan saudara mereka dalam perang ini,” kata Christoph Schott, seorang juru kampanye senior lainnya untuk Avaaz. []
SUMBER: RUSSIA TODAY