DI ANTARA dalil-dalil yang mewajibkan kita untuk senantiasa berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah antara lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menasehati para sahabat dengan nasehat yang menyentuh, meneteslah air mata dan bergetarlah hati-hati.
Maka ada seseorang yang berkata, “Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat perpisahan.
Maka apa yang akan engkau wasiatkan pada kami?”
BACA JUGA: Wabah Penyakit Ini Pernah Terjadi di Zaman Rasulullah SAW
Beliau bersabda, “Aku wasiatkan pada kalian untuk bertakwa kepada Allah serta mendengarkan dan mentaati (pemerintah Islam), meskipun yang memerintah kalian seorang budak Habsyi. Dan sesungguhnya orang yang hidup sesudahku di antara kalian akan melihat banyak perselisihan. Wajib kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin Mahdiyyin (para pemimpin yang menggantikan Rasulullah, yang berada di atas jalan yang lurus, dan mendapatkan petunjuk). Berpegang teguhlah kalian padanya dan gigitlah ia dengan geraham-geraham kalian. Serta jauhilah perkara-perkara yang baru. Karena setiap perkara yang baru adalah bid’ah. Dan setiap bid’ah adalah sesat.“
“…Ikutilah sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin (para khalifah yang mendapat petunjuk) setelahku. Dan tidak lagi diragukan bahwa ‘Utsman bin Affan termasuk Khulafaur Rasyidin yang ketiga.
Ketika kota Madinah semakin meluas dan padat penduduk, Khalifah ‘Utsman berijtihad untuk mengumandangkan adzan tambahan sebelum masuk waktu sahalat Jum’at. Sunnah ini kemudian diterapkan oleh para khalifah setelah beliau radhiyallahu ‘anhu hingga pada zaman sekarang ini.
BACA JUGA: Tuduhan Buruk dari Orang Quraisy untuk Rasulullah
Sunnah yang beliau terapkan ini sebenarnya sudah ada dalil sebelumnya pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu mengenai pensyari’atan adzan shubuh pertama sebelum masuk waktu shubuh. Tujuannya adalah untuk membangunkan orang yang masih tertidur, sehingga dapat bersiap untuk shalat dan agar orang yang ingin berpuasa dapat melaksanakan sahur terlebih dahulu. Demikian juga halnya dengan tujuan ‘Utsman dalam menerapkan adzan kedua shalat Jum’at. Tujuannya agar orang dapat bersiap meninggalkan jual beli dan perniagaan menuju shalat Jum’at saat mendengar adzan pertama dikumandangkan. []
Sumber: Abu Jannah. Sya’ban 1438 H. Serial Khulafa Ar-Rasyidin, Utsman bin Affan. Jakarta: Pustaka Al-Inabah.