PARA ahli sejarah telah menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah tokoh nyata dan bukan fiktif belaka. Ia berperan menyebarkan fitnah di antara kaum muslimin mengenai kepemimpinan Utsman bin Affan. Mulanya ia berpura-pura sebagai seorang Yahudi dari Yaman yang masuk Islam.
Di akhir pemerintahan Utsman, Abdullah bin Saba’ menyebarkan fitnah di antara masyarakat. Ia membawa penafsiran baru dari ayat-ayat Al-Quran, diikuti kebanyakan orang-orang badui dan pengikut hawa nafsu.
BACA JUGA: Hati-hati, Ini Dia 2 Jenis Fitnah (1)
Bukti kesesatannya, pernah ia berkata, “Hebat, ada orang yang meyakini bahwa Isa akan kembali (ke dunia), tetapi mendustakan bahwa Muhammad akan kembali. Padahal Allah swt. Berfirman, “Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.’ (QS. Al-Qashash:85) Muhammad lebih berhak untuk kembali (ke dunia) daripada Isa.” Ia pun membuat propaganda terhadap Rasul.
Dan sampailah hal itu kepada telinga orang jahil nan berpenyakit hatinya, ia mulai melemparkan ide-ide untuk merebut hak pewaris Nabi, yaitu Utsman. Buah pemikirannya ini disebar lewat pendukungnya ke kota-kota kaum muslimin saat itu. Hingga banyak kaum muslimin membenarkan kabar ini. Ditambah Abdullah bin Saba’ memprovokasi penduduk Syam, akan tetapi ada Mu’awiyah di sana, yang senantiasa sigap mengawasi gerak-geriknya.
Tak berhenti sampai di situ, Abdullah bin Saba’ melanjutkan aksinya dengan menabur benih-benih kebencian pada pemerintah juga Hukaim bin Jabalah, di mana kaki tangan Ibnu Sina. Secara diam-diam mengumpulkan pengikut, dan terdengar oleh gubernur Bashrah, sehingga ia diusir dari sana, namun meninggalkan para pengikutnya.
Ia pun berpaling ke Kuffah, dengan sambutan semarak sebab banyak orang-orang menyimpang di sana. Namun, kabar kedatangannya langsung terdengar oleh gubernur Kuffah. Sehingga ia diusir. Lantas, pergi ke Mesir dan menetap di sana. Juga berhubungan dengan para pengikutnya yang tersebar di beberapa kota.
BACA JUGA: Hati-hati, Ini Dia 2 Jenis Fitnah (2-Habis)
Adapun saat itu, Mesir berada di bawah kendali gubernur ‘Amr bin al-‘Ash, sehingga para pemberontak tidak mendapat ruang menyebarkan pemikiran mereka. Namun, ketika ‘Amr digantikan oleh Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh, mereka lantang menyuarakan syubhat.
Inilah metode paling jitu dalam menebarkan fitnah, yaitu menyebarkan desas-desus dari mulut ke mulut mengatasnamakan sahabat senior.
Dan itu terus berlangsung selama kurun waktu enam tahun, bersama pengikutnya menyebarkan makar. Hingga akhirnya pada tahun 35 H, ia berhasil mengeksekusi Khalifah Utsman. Fitnah kemudian menyeruak dari Kuffah.
Sumber: Utsman Bin Affan: Tragedi Kematian Sang Khalifah/ Abu Jannah/ Pustaka Al-Inabah: Jakarta
REDAKTUR: NIDA NUR F.