HIDAYAH Allah Subhanahu wa Ta’ala akan diberikan pada siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya. Tak peduli orang itu seperti apa. Namun, yang pasti, ketika hidayah Allah telah tiba, dan ia menerimanya dengan baik, maka sikap keras akan berubah menjadi lembut. Seperti inilah yang terjadi pad salah satu sahabat Rasulullah ﷺ.
Umar bin Khaththab adalah orang yang paling menentang ajaran Nabi Muhammad ﷺ. Ketika itu, ia menjadi orang yang paling disegani oleh bangsa Quraisy. Pernah, terpikir olehnya untuk membunuh Rasulullah. Bahkan, ia juga melakukan penguburan kepada putrinya secara hidup-hidup demi mengikuti tradisi bangsa Arab saat itu.
Hanya saja, kebencian dan keyakinannya pada tradisi yang salah itu berubah ketika ia mendengar lantunan ayat suci Al-Quran. Dimana, ketika itu Umar ingin menghukum adiknya yang masuk Islam. Namun, sesampainya di sana, Umar mendengar adiknya membaca surat Thaha ayat 1-8. Sontak, bacaan tersebut menusuk pada relung hatinya.
Tak menunggu waktu lama, hatinya meleleh bagaikan lilin yang menyala oleh api. Umar memutuskan untuk memeluk agama Islam. Ia menemui Rasulullah ﷺ dan menyatakan ke-Islamannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Setelah memeluk Islam, Umar menjadi orang yang paling berpengaruh dalam sejarah Islam. Ia menjadi salah satu sahabat dekat Rasulullah ﷺ. Ia menjadi orang yang paling perduli terhadap perkembangan agama Islam. Bahkan, karena rasa cintanya terhadap Islam yang begitu besar, membuatnya dipercaya untuk menjadi orang pertama, memimpin kaum Muslimin, yakni menjadi khalifah kedua, sepeninggal Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Subhanallah, ternyata manusia yang paling menentang Islam pun bisa menjadi pembela Islam ketika hidayah itu telah tiba. Jadi, kita tak perlu khawatir menghadapi orang-orang yang menentang Islam. Sebab, boleh jadi Allah memiliki kehendak lain padanya. Dan tentu, Allah akan senantiasa menolong hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya. []