LISAN merupakan salah satu nikmat Allah yang sangat besar. Namun, lisan juga bisa menejerumuskan manusia ke dalam jurang neraka, kecuali mereka mengikat erat lisannya dengan kendali syariat.
Salah satu bahaya lisan adalah sifat menggunjing.
Berikut ada beberapa faktor yang mendorong orang berbuat demikian:
1 Untuk membanggakan diri
Keinginan untuk membanggakan diri akan mendorong seseorang untuk mengangkat dirinya sendiri dan merendahkan orang lain. Dia akan mengatakan, “Si Fulan itu bodoh, ucapannya sulit dipahami dan sebagainya.”
Dengan ucapan itu ia ingin menunjukkan kelebihan dirinya dan memperlihatkan bahwa dirinya lebih pandai. Ada kekhawatiran dalam dirinya jika orang itu dimuliakan oleh masyarakat, sebagaimana orang-orang memuliakan dirinya. Oleh sebab itu, ia mencelanya untuk menunjukkan bahwa dirinya lebih mulia.
BACA JUGA: Benarkah Surga dan Neraka Itu Sudah Ada?
2 Kedengkian
Adanya rasa iri pada orang yang dipuji, dicintai dan dimuliakan oleh masyarakat, membuat seseorang terdorong untuk menghilangkan nikmat itu, kecuali dengan cara mencelanya dihadapan masyarakat.
Kemudian ia berusaha menjatuhkan air mukanya dihadapan orang lain agar mereka tidak memuliakan dan tidak memujinya. Ia merasa sebal dengan pujian dan penghormatan masyarakat kepada orang itu.
Inilah hakikat kedengkian, belum termasuk marah dan dendamnya. Hal yang demikian ini dapat mendorong seseorang berbuat aniaya terhadap teman dekat baik hati.
3 Gurauan
Bermain, bercanda dan mengisi waktu luang dengan tertawa, tanpa terasa bisa menjerumuskan diri meyebut cacat dan aib orang lain dengan cara yang dapat membuat manusia tertawa, baik dengan menirukan perkataannya, tingkah lakunya atau lainnya.
Adapun yang mendorong seseorang berbuat demikian adalah sikap sombong dan membanggakan diri.
4 Melampiaskan emosi
Hal ini terjadi apabila ada sesuatu yang menyebabkan orang marah kepada orang lain. Bila emosinya sudah ditumpahkan, ia akan merasa puas dengan menyebutkan kejelekan-kejelekan orang itu.
Dengan tanpa disadari, lisannya dengan mudah mengeluarkan ucapan gunjingan, jika ia tidak memiliki filter agama yang mencegahnya dari menggunjing.
Bisa jadi orang tidak melampiaskan kemarahannya, sehingga kemarahan itu tertahan di dalam batin. Kemudian kemarahan itu berubah menjadi kedengkian yang kuat dalam hati dan akan menjadi potensi untuk senantiasa menyebutkan kejelekan-kejelekan.
Dengan demikian, maka kedengkian dan kemarahan termasuk pembangkit yang besar untuk menggunjing.
BACA JUGA: 3 Pintu Penyebab Manusia Masuk Neraka
5 Karena dituduh
Seseorang yang merasa dituduh berbuat suatu keburukan, pasti ia tidak terima dan akan membela diri dari tuduhan tersebut dengan cara menggunjing orang yang menuduhnya.
Ia memang punya hak untuk membela diri, tetapi seharusnya tidak perlu menyebut nama orang yang menuduhnya. Dengan demikian, ia telah menuduh orang lain sebagai pelakunya.
6 Mengejek
Mengejek dan memperolok-olokan orang lain dengan tujuan untuk menghina dan merendahkan, baik di hadapan orangnya, atau ketika tidak ada orangnya, adalah sikap menyombongkan diri dan meremehkan orang yang dihina.
Keburukan akhlak itu, hanya dapat disembuhkan oleh ilmu dan amal, sehingga kita perlu menanamkan keyakinan pada diri kita agar sikap kita jauh dari murka Allah SWT. []
Sumber: Bahaya Lisan/ Imam Ghazali/ Qisthi Press