KENAPA seorang wanita bisa dikatakan sebagai istri durhaka?
Sebagai seorang istri, seorang wanita memiliki kewajiban untuk taat dan patuh terhadap perintah suami. Hal ini sudah menjadi keharusan yang mesti dijalankan. Selagi apa yang diperintahkan oleh suami itu baik dan sesuai dengan ketentuan Islam, maka ikutilah tanpa membantah.
Namun, jika perintah itu tidak baik, maka tak apa jika kita tidak mengikutinya.
BACA JUGA:Â Sikap Taat pada Suami dan Memuliakan Istri
Istri Durhaka, Karena Menentang Suami
Hanya saja, kebanyakan istri di masa kini khususnya, banyak yang menentang suaminya. Padahal, apa yang diperintahkan oleh suami itu baik dan tidak bertentangan dengan syariat.
Untuk itu, seorang istri yang telah melakukan hal demikian terhadap suaminya, perlu baginya mengubah sikap seperti itu. Tapi, bagaimana caranya?
Istri Durhaka, Suami Perlu Ubah Sikap
Hendaknya Anda bertakwa kepada Allah SWT dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menaati suami dalam hal-hal yang makruf. Hendaknya selalu menghadirkan dalam pikiran Anda tentang kewajiban taat kepada suami. Anda akan berdosa bila menentangnya dan Allah akan murka kepada Anda.
Cobalah untuk intropeksi jiwa. Sebab, jiwa itu selalu menyuruh pada kejahatan, kecuali jiwa yang diberi rahmat oleh Allah. Untuk itu ia harus selalu mengintropeksi jiwanya serta mengingat-ingat saat kelak ia berdiri di hadapan Allah Azza wa Jalla.
Di samping, ia juga akan ditanya tentang ketaatan dan kemaksiatan yang dilakukan kepada suaminya.
BACA JUGA:Â Istri yang Nusyuz, Ini Ancamannya!
Istri Durhaka, Jangan Sampai, maka Teladani Para Wanita Salaf dan Istri Nabi
Hendaknya ia meneladani kisah-kisah para wanita salaf yang berada di atas petunjuk, istri-istri Nabi ï·º, serta wanita-wanita yang baik, bertakwa dan beriman. Ia juga harus meneladani orang-orang yang senantiasa melakukan kebaikan, bukan orang-orang yang melakukan keburukan.
Lebih dari itu, ia harus selalu ingat akan kebesaran Allah SWT, takut kepada-Nya, serta menaati perintah-Nya. Karena Allah SWT telah memerintahkannya untuk menaati suami. Dan (hak) suaminya ialah ditaati dalam hal yang makruf. []
Sumber:Â 150 Problem Rumah Tangga yang Sering Terjadi/Karya: Nabil Mahmud/Penerbit: Aqwam