DEWASA ini kita seringkali terkagum-kagum ketika melihat orang yang begitu memukau ketika berbicara. Banyak di antara kita yang akhirnya menyimpulkan bahwa kepandaian seseorang bisa terlihat dari bagaimana ia berbicara dengan orang lain. Padahal, tidak semua orang pandai demikian.
Kita pasti tahu bagaimana pandainya para sahabat terdahulu. Mereka selalu berada di sisi Rasulullah. Tentunya ilmu mereka lebih mendekati kebenaran dibandingkan kita yang hidup jauh dari zaman Rasulullah. Namun, pernahkah kita melihat riwayat bahwa para sahabat banyak berbicara?
BACA JUGA: Hadits Niat Mengandung Sepertiga Ilmu
Ibnu Rajab rahimahullah pernah berkata, “Sungguh, banyak orang belakangan yang tertipu dengan hal ini. Mereka menyangka bahwa siapa yang banyak bicara, debat, dan perbantahannya dalam masalah agama, berarti dia lebih berilmu. Ini adalah murni kebodohan.
Lihatlah para sahabat senior dan ulama mereka, seperti Abu Bakar, Umar, Ali, Mu’adz, Ibnu Mas’ud, dan Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhum. Betapa sedikit ucapan mereka dibandingkan dengan ucapan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, padahal mereka lebih berilmu. Ucapan generasi setelah tabi’in pun lebih banyak daripada ucapan generasi sahabat, padahal generasi sahabat lebih berilmu.
BACA JUGA: Ilmu Padi, Seperti Apa?
Ucapan generasi setelah tabi’in pun lebih banyak daripada ucapan generasi tabi’in, padahal generasi tabi’in lebih berilmu. Jadi, ilmu bukan karena banyaknya riwayat dan ucapan, melainkan cahaya yang diletakkan di kalbu. Dengan cahaya itu, seorang hamba akan mengenal dan bisa membedakannya dengan kebatilan.”
Kita bisa melihat bagaimana para ulama terdahulu sangat sedikit berbicara. Padahal ilmu mereka lebih dari yang kita miliki saat ini. Karena pada hakikatnya, ilmu bukan hanya soal banyak bicara. Tapi lebih dari itu, soal pengamalan yang lebih utama. []