TAUHID merupakan sikap keimanan kepada Allah. Hal inilah yang sering kita lupakan ketika mendidik anak-anak kita. Padahal ketauhidan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi kita. Terutama untuk mengajarkannya kepada anak keturunan kita.
Saat anak mampu berbicara, kenalkanlah pada kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah, Muhammad Rasulullah, ajari cara mengucapkannya dengan talqin yaitu dengan cara orang tua mengucapkan kalimat tauhid lalu anak menirukannya. Biasakan anak mendengar kalimat thayyibah (Laa ilaaha illallah). Dengan sering memperdengarkan kalimat tersebut diharap memudahkan anak untuk menirukannya.
BACA JUGA: Mana yang Harus Dipilih, Orang Tua atau Istri?
Ajari juga anak mengenal Allah Ta’ala, seperti mengajari bahwa Allah Maha Melihat, Allah Maha Mendengar apa saja yang dibicarakan manusia. Dengan ilmu Allah, Dia senantiasa mengawasi makhluk-Nya. Demikian dijelaskan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam Tuhfatul wadud bi Ahkamil Maulud.
Dalam hadits Mu’awiyyah bin Hakam As-Sulaimi ra, melalui metode dialog, Rasulullah SAW mengajari seorang budak anak wanita berkenaan tentang tauhid. Rasulullah SAW bertanya kepada anak wanita tersebut, “Di mana Allah?” Anak wanita itu pun menjawab, “Allah di atas langit.” Kemudian beliau bertanya lagi, “Siapa saya?” Jawab gadis belia, “Engkau Rasulullah (utusan Allah).” Kemudian Rasulullah memerintahkan agar anak wanita itu dibebaskan dari status budaknya, “Dia seorang mukminah,” (HR: Abu Daud No.930 di shahihkan Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah).
Begitulah metode belajar yang di contohkan Rasulullah SAW, ringan, mengalir dan tidak terkesan kaku. Metode demikian akan mampu menggugah rasa keingintahuan anak yang lebih luas dan dalam. Anak dibawa untuk berpikir secara ramah dan tidak terkesan memaksa.
Mengajari tauhid merupakan metode para Nabi dan Rasul Allah. Para Nabi dan Rasul Allah menyampaikan kepada umat tentang tauhid. Bahkan, menyampaikan masalah tauhid adalah perkara yang pertama dan utama, karena dengan memahami dan meyakini perkara tauhid akan menjauhkan diri dari kesyirikan.
BACA JUGA: Zaid Bin Arqam, Anak Kecil yang Dituduh Memfitnah
Nabi Hud yang diutus kepada kaum ‘Ad, Nabi Shalih yang diutus kepada kaum Tsamud, dan Nabi Syu’aib yang diutus kepada penduduk Madyan, mereka semua para Nabi menyampaikan pesan dakwah tauhid,
أُعْبُدُ اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلآهٍ غَيْرُهُ
“Sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada ilah (sesembahan) bagimu (yang berhak diibadahi) selain-Nya,”(QS. Al-A’raf: 65, 78, 85). []