CINA–Dua pejabat di Cina dipecat usai seorang remaja disabilitas meninggal dunia karena ayahnya dikarantina di tengah mewabahnya virus Corona. Padahal sang ayah merupakan satu-satunya orang yang merawat korban selama ini.
Yan Cheng (16), remaja penderita Cerebral Palsy ini ditemukan meninggal pada Rabu (31/1/2019) pekan lalu, satu pekan usai kakak dan sang ayah dikarantina. Korban meninggal akibat kelaparan dan juga dehidrasi.
Dikutip dari BBC, Selasa (4/2/2020), Wali Kota dan juga Sekretaris Partai Komunis cabang Huajiahe dipecat usai otoritas Cina mengetahui kematian Yan Cheng. Kisah pilu ini viral di berbagai situs media sosial.
BACA JUGA: Ilmuwan Ungkap Cara Baru Penularan Virus Corona lewat Fases
Keluarga Yan Cheng tiba di Hubei, provinsi pusat penyebaran virus korona tipe Novel Coronavirus (2019-nCoV).
Menurut laporan media lokal, ayah korban sempat meminta tolong via situs Weibo. Ia mengatakan anaknya yang menderita cerebral palsy berada sendirian di rumah tanpa makanan dan air.
Cerebral palsy adalah nama dari salah satu kondisi medis yang biasa diidap anak atau remaja. Penyakit ini berimbas pada gerakan dan koordinasi fisik penderitanya.
Otoritas Cina telah mengumumkan bahwa kematian Yan Cheng akan diselidiki.
Berdasarkan data terbaru Komisi Kesehatan Nasional Cina, virus nCoV telah menewaskan 425 orang per Selasa (4/2/2020). Sementara total infeksi di seluruh wilayah Cina telah melampaui 20.400.
BACA JUGA: Apakah Virus Corona Itu Hukuman dari Ilahi?
Komite Politbiro Partai Komunis Cina telah menyerukan adanya perbaikan “sistem manajemen darurat nasional” menyusul adanya sejumlah “kekurangan dan kesulitan dalam merespons wabah virus korona nCoV.
“Merupakan hal penting untuk memperkuat supervisi pasar, dan melarang serta memberantas segala bentuk perdagangan hewan liar secara ilegal,” ungkap komite tersebut dalam sebuah pertemuan pada Senin (2/2/2020) kemarin. []
SUMBER: MEDCOM