TANGERANG–Pengakuan mengejutkan datang dari ayah Paskibra Aurelli Qurratu Aini, Farid Abdurrahman (42), yang meninggal secara mendadak pada hari Kamis, (1/8/19). Dia mengungkapkan adanya perlakukan senior yang tak lazim kepada anaknya.
Farid akhirnya buka suara terkait perlakuan yang dialami putrinya, Aurellia Qurratuaini, anggota Paskibra Tanggerang Selatan yang meninggal dunia mendadak.
Farid mengatakan, latihan Paskibra yang dijalani Aurelli sudah berlebihan. Hal itu dikatakan Farid karena dirinya Purna Paskibraka. Farid juga mengatakan, perlakuan berlebihan itu diberikan oleh para seniornya, bukan para pelatih Paskibra.
BACA JUGA: Sebelum Aurellia, Ini Daftar 6 Anggota Paskibra 17 Agustus yang Meninggal Dunia
“Jadi campur tangan senior di luar pelatih ini ini yang merupakan teror beban psikologis yang sangat luar biasa,” ujar Farid, di kediamannya di Perumahan Cipondoh, Tanggerang, Jumat (2/8/2019).
Farid menceritakan, selama pelatihan, putrinya itu kerap disuruh melakukan push up dengan tangan dikepal. Akibatnya, tangan almarhum mengalami lebam.
“Kemudian push up kepal yang di aspal dimana cewe suka ada cincinnya. Ini di luar kelaziman. Sedangkan pendidikan militer sendiri tidak sampai sejauh itu,” lanjut Farid.
Selain itu, putrinya kerap disuruh makan jeruk beserta kulit – kulitnya. Hal ini yang membuat mental dan keadaan fisik Aurrelia semakin turun.
Selain beberapa hukuman tersebut dan latihan yang sangat menguras tenaga, Aurrelia diharuskan mengerjakan tugas yang diberikan oleh para seniornya.
“Kemudian senior memberikan tugas tambahan tugas tambahan ini yang membuat psikologis makin drop. Seperti dia harus membuat buku diary setiap hari, dia harus ngisi padahal dia sudah capek kegiatan pagi sampai malam,” kata dia.
Namun, Aurrelia tidak menceritakan hal tersebut sedari awal. Dia berusaha memendam masalahnya tersebut walaupun belakang dia sempat membuka suara kepada orangtuanya.
“Cuman dari dulu dia memang selalu bertanggung jawab, jadi dia dipendam sendiri baru akhirnya akhir ini cerita sedikit-sedikit ada hukuman yang berlebihan dari senior, oknum senior bukan pelatih. Kalau pelatih pasti akan profesional,” ucap dia.
Farid melanjutkan, pada Kamis (1/8/2019) pagi, putrinya sempat bangun pukul 04.00 setelah sebelumnya menyelesaikan tugas buku diary yang diberikan seniornya sejak pukul 01.00 malam. Namun badan Aurrelia ambruk tidak sadarkan diri.
“Karena sudah capeknya dia limbung langsung nggak sadar kita bawa ke rumah sakit sudah tidak tertolong,” ucap dia.
Sementara itu, menurut paman Aurel bernama Indra, latihan kegiatan Paskibra di Tangerang Selatan yang diikuti Aurel sangat keras.
“Dia pernah cerita ke kami, kalau di Tangsel itu latihannya mengenal sebutan latihan cincin. Yaitu push up di aspal dengan cara tangan mengepal, sehingga jari – jari cincin tangan menghitam,” ujar Indra.
BACA JUGA: Siswi Calon Paskibraka Meninggal Dunia, Keluarga: Tubuhnya Lebam-lebam
Indra pun kaget dengan kejadian itu. Menurutnya, latihan tersebut berbeda dengan kegiatan Paskibra lainnya.
“Saya juga Paskibraka. Keluarga kami Paskibra. Ayah dan ibu Aurel juga Paskibra, tapi latihannya tidak sekeras itu,” paparnya.
Paskibraka adalah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten atau kota. Sedangkan Paskibra merupakan pasukan pengibar bendera yang bertugas di sekolah. []
SUMBER: TRIBUNNEWS