IBNU Ishaq berkata: Ketika Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam menyuruh untuk melemparkan kaum musyrikin yang terbunuh ke dalam sumur, mayat Utbah ibn Rabi’ah diambil dan diseret ke dalam sumur.
Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam menatap wajah Abu Hudzaifah ibn Utbah, ia nampak sedih dan murung.
BACA JUGA: Ketika Nabi Mengunci Tubuh Zahir
“Abu Hudzaifah, barangkali ada yang terlintas dalam benakmu terkait dengan kondisi ayahmu ini?” tanya Rasulullah.
“Tidak, demi Allah wahai Rasulullah. Aku tidak ragu perihal ayah dan kematiannya. Hanya saja, aku melihat ayahku memiliki sikap bijak, santun dan mulia. Tadinya aku berharap bahwa hal itu dapat mengantarkannya pada Islam. Namun ketika aku menyaksikan apa yang terjadi kepadanya saat ini, membuatku sadar bahwa ia telah mati dalam kondisi kafir setelah tadinya aku sangat berharap darinya, itu semua membuatku sedih.”
BACA JUGA: Sawad Peluk Nabi sebelum Perang Badar
Mendengar hal itu, Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam pun mendoakan kebaikan untuknya. []
Sumber: Walid al-A’zhami, Nabi Muhammad di Hati Sahabat., hal 52, 53.