SATU hadits menjelaskan tentang sepuluh orang sahabat Rasulullah SAW yang akan kelak kembali ke surga.
Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, dia berkaa, Rasulullah SAW bersabda: “Abu Bakar di Surga, Umar di surga, Ali di surga, Thalhah (thalhah bin Abdullah) di surga, Az-Zubair (Zubair bin Awwam) di surga, Abdurrahman bin Auf di surha, Sa’ad (Sa’ad bin Abi Waqqas) di surga, Sa’id (Sa’id bin Zaid) di surga, dan Abu Ubaidillah (bin Jarrah) di surga.” (H.R At-Tirmidzi)
BACA JUGA: Zaid Ingin Pandangan Terakhirnya adalah Wajah Nabi
Salah satu yang berkesan dari 10 sahabat yang “dicap” masuk surga tersebut, adalah Sa’id bin Zaid –yang salah satunya jarang diceritakan— dan diperdengarkan oleh para pengajar secara luas.
Yang berkesan dari sahabat Sa’id ini bermula dari ayahnya Zaid bin Amr bin Nufail yang bisa disebut berdakwah mencari keyakinan yang suci (Agama Ibrahim), saat sebelum adanya Islam yang dibawa Rasulullah Muhammad s.a.w. katanya,
“Hai kaum Quraisy, hewan itu diciptakan Allah. Dia-lah yang menurunkan hujan dari langit supaya hewan-hewan itu minum sepuasnya. Dia-lah yang menumbuhkan rerumputan, supaya hewan-hewan itu makan sekenyangnya. Kemudian kalian sembelih hewan-hewan itu tanpa menyebut Allah. Sungguh bodoh kalian semua!” kata Zaid saat sebelum Islam.
BACA JUGA: Zaid bin Tsabit, yang Menuliskan Al-Quran
Banyak orang yang menghujatnya terhadap apa yang dilakukannya tersebut. Ya, meski masih ada Waraqah bin Naufal, Abdullah bin Jahsy, Utsman bin Harits, Umaimah binti Abdul Muthalib yang memiliki gagasan mengenai ke-jahiliyahan masyarakat Arab saat itu.
Panjang cerita, Zaid telah mempelajari Yahudi dan Nasrani, namun tak ada yang dapat menenteramkan hatinya, curhat kepada Rahib dan jawaban yang didapatnya adalah mengenai agama Terang benderang, yakni Islam yang dibawa Rasulullah Muhammad s.a.w.
Sayang, seribu sayang –ketika menuju kediamannya di Mekkah—setelah berkelana mencari kepercayaan suci, ia dihadang dan terbunuh oleh para perampok Badui. Tengadahnya do’a, “Ya Allah, jika Engkau mengharamkanku dari agama lurus ini (Islam), maka janganlah anakku Said diharamkan pula darinya.”
BACA JUGA: Menurut Umar, Negara akan Mencapai Kejayaan dengan Tiga Hal Ini
Do’a tersebut pun dikabulkan Allah, imbasnya sang anak Sa’id bin Zaid pun sangat cepat mengaminkan seruan Rasulullah kepada Islam bersama adik Umar al-Khattab, Fatimah binti Khattab. Beliau pulalah yang menjadi salah satu pelopor ke-Islaman. Bahkan bersama istrinya lah ia menyebabkan Umar bin Khattab masuk memeluk Islam.
Menjadi serdadu perang Badar saat masih duapuluhan dan menjadi perwira yang berwibawa di perang Yarmuk melawan Romawi, serta banyak perjuangan lainnya. []
Referensi: Hepi Andi Bastoni, 101 Sahabat Nabi