SAYA termasuk anak yang tidak banyak merasakan sentuhan ayah, karena Ayah sudah pindah ke alam barzakh. Suatu alam dimana jika manusia memasukinya, maka ia tidak akan pernah kembali sampai hari kebangkitan.
ومن ورائهم برزخ إلى يوم يبعثون
Dihadapan mereka ada barzakh (dinding pembatas) sampai hari kebangkitan. (Al Quran)
Ayah meninggal di saat aku sangat membutuhkan belai kasihnya, yaitu saat kelas dua sd. Kita sayang ayah, tetapi Allah ternyata lebih sayang.
BACA JUGA: Doa Ayah yang Memuliakan
Penyakit diabetes membuat salah satu jarinya harus diamputasi. Semoga sakitmu menjadi pengugur dosa dan pengangkat derajat, dan membuat Allah melapangkan kuburmu dan menjadikannya bagian dari taman surga.
Ayahku adalah pria kelahiran India, ia merantau ke ranah Jambi bertemu Ibu yang masih ada hubungan familli.
Kalimat dan amanah Allah, telah menjadikan ayah beristrikan seorang wanita tegar yang sabar membesarkan anak-anaknya dalam kesendirian. pilihan tidak menikah lagi sepeninggal ayah, menjadi pil pahit bagi ibu demi masa depan anak-anaknya.
Yang aku ingat dari ayah, ia begitu keras mendidikku dalam shalat. Itu semua ayah lakukan karena komitmennya melaksanakan sabda Sang Nabi.
نْ عَمْرو بْنِ شُعَيْبِ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : ( مُرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَ هُمْ أَبْنَاءُ سَبْعَ سِنِيْنَ، وَ اضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَ هُمْ أَبْنَاءُ عَشْرَ سِنِيْنَ، وَ فَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ )
Artinya: “Dari ‘Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang maknanya), “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika mereka tidak mengerjakan shalat pada usia sepuluh tahun, dan (pada usia tersebut) pisahkanlah tempat tidur mereka.” (Hadits shahih; Shahih Ibnu Majah (5868), Sunan Abu Daud (2/162/419) lafazh hadits ini adalah riwayat Abu Daud, Ahmad (2/237/84), Hakim (1/197))
Ayah tahu memerintahkan shalat membutuhkan kesabaran, karenanya ia selalu mengejar dan memukulku terkadang untuk berjama’ah di masjid.
Usia anak-anak adalah bagaikan ranting dan dahan yang mudah untuk dibentuk, adapun jika masuk waktu dewasa ia bagaikan kayu yang keras dan sulit untuk diubah. Itulah yang membuat ayahku demikian keras mendidikku perihal shalat.
Ayah. Peranmu begitu besar. Walau tidak ada surat “Arrijal” –lelaki- sebagaimana surah “Annisa” –perempuan- itu semua, karena peranmu sudah begitu nyata. Sehingga Allah tidak perlu menyebutkannya.
Adapun wanita dijadikan nama surah dalam Al-Quran, agar kaum lelaki tahu, betapa Allah memuliakan wanita yang saat itu dihinakan.
Ayah sungguh mulia jasamu. Walau Nabi SAW menyebut nama ibu tiga kali, baru kemudian engkau, itu semua karena lemahnya jiwa ibu dan begitu kuatnya engkau.
Ayah setiap hari bertaruh nyawa, berjihad mencari rizqi yang halal. Karena ia yakin, keberkahan keluarga akan tercapai hanya dengan kehalalan rizqi.
BACA JUGA; Alvin Faiz Senang Ayahnya Kini Bisa Istirahat karena Tak Banyak Kunjungan
Ayah. Panas mentari menghitamkan kulitmu,menguras keringatmu, namun langkahmu tak pernah surut menghidupi buah hati dan penyejuk hatimu.
Ayah maafkan jika aku jarang mengunjungi pusaramu. Namun ketahuilah doaku tak pernah putus. Apalah arti hadirnya fisik di nisanmu, jika merusak namamu dengan perilaku maksiatku.
“Salah satu kenikmatan Allah atas seorang ialah dijadikan anaknya mirip dengan ayahnya (dalam kebaikan).” (HR. Ath-Thahawi)
Hadis riwayat Abu Hurairah: Bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian membenci ayah-ayah kalian. Barang siapa yang membenci ayahnya berarti ia kafir.” [HR Muslim] []
Faisal Kunhi
Imam Masjid Sirothol Mustaqim, Ansan Korea Selatan
Gontor ,
S1 UIN Syarif Hidatatullah Jakarta, S2 : Institut Ilmu AlQuran
*#Share berkahnya ilmu*
*#Join channel Telegram:*
https://t.me/joinchat/AAAAAERt3deogV8PX4M0Qg untuk mendapatkan tulisan saya setiap hari