SELEPAS Perang Uhud, salah seorang sahabat menyeru untuk berjihad di hari kedua. Ia juga memberi tahu bahwasanya siapa saja yang tidak hadir dalam peperangan sebelumnya, maka ia tidak boleh ikut serta pada peperangan hari ini.
BACA JUGA: Pemuda Tampan di Perang Uhud
Jabir bin Abdullah berkata, “Aku mendatangi Rasulullah dan mengucapkan salam kepada beliau seraya berkata , ‘Ayahku memintaku untuk tetap tinggal di rumah untuk menemani ketujuh saudariku. Ia berkata kepadaku, ‘Tidak seharusnya kita meninggalkan mereka, sebab tidak ada laki-laki yang menemani mereka. Aku tidak akan mendahulukanmu untuk berjihad bersama Rasulullah. Maka dari itu, tinggallah engkau bersama saudari-saudarimu dan jaga mereka baik-baik. Ketahuilah bahwa aku tidak meninggalkan sesuatu yang lebih berharga dari dirimu kecuali Rasulullah, maka itu tinggallah bersama mereka. Aku juga memiliki hutang, selesaikanlah utangku dan ingatlah saudari-saudarimu dengan baik’. Aku sebenarnya sangat ingin berjihad bersamamu, wahai Rasulullah.”
Maka Rasulullah pun memberikan izin kepada Jabir untuk ikut serta dalam jihad. Ia pun berangkat bersama Rasulullah menuju Hamra’ul asad. Kemudian Rasulullah berkata, “Maukah aku berikan kabar gembira untukmu, Jabir?”
“Tentu saja, wahai Rasulullah.”
“Pada saat ayahmu gugur dalam Perang Uhud, Allah hidupkan ia. Allah berkata padanya, “Apa yang kau inginkan, Abdullah bin Amr?”
BACA JUGA: Sebab Terjadinya Perang Uhud
“Wahai Tuhanku, aku ingin engkau mengembalikan aku ke dunia agar aku bisa berperang lagi hingga aku gugur kedua kalinya,” jawabnya. []
Sumber: Walid al-A’zhami, Nabi Muhammad di Hati Sahabat., hal 112, 113.