SAHABAT Islampos, salah satu ayat Al-Quran tentang ikhlas terdapat pada surat Al-A’raf.
Selain memiliki surat khusus, terdapat pula ayat Al-Quran tentang ikhlas lain yang tersebar dalam beberapa surat.
Ini menunjukkan bahwa hal tersebut benar-benar harus ada dalam hati setiap umat muslim.
:
– Ikhlas dalam arti pemurnian agama
– Ikhlas dalam arti pemurnian agama dari hawa nafsu dan perilaku menyimpang;
– Ikhlas dalam arti pemurnian amal dari bermacam-macam penyakit dan noda yang tersembunyi
– Ikhlas dalam arti pemurnian ucapan dari kata-kata yang tidak berguna, kata-kata buruk, dan kata-kata bualan
– Ikhlas dalam arti pemurnian budi pekerti dengan mengikuti apa yang dikehendaki oleh Allah SWT.
Ayat Al-Quran tentang Ikhlas
Secara bahasa, ikhlas artinya membersihkan, bersih, jernih, suci, baik berupa materi maupun non materi.
BACA JUGA: Sahabat Muslim, Inilah 5 Keutamaan Surah Al Ikhlas yang Harus Diketahui
Secara istilah, ikhlas adalah membersihkan hati supaya menuju kepada Allah SWT saja saat beribadah, dan tidak ada yang lain selain-Nya.
Jadi, ikhlas adalah sikap yang menjadikan niat hanya untuk Allah SWT dalam melakukan amalan dan ibadah. Bukan riya atau sombong karena mengharap pujian manusia.
Ini juga mendapat penjelasan dari ayat Al-Quran tentang ikhlas, yakni:
1. Ayat Al-Quran tentang Ikhlas dalam Surat Al-A’raf
قُلْ أَمَرَ رَبِّي بِالْقِسْطِ وَأَقِيمُوا وُجُوهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُون
(Qul amara rabbī bil-qisṭ, wa aqīmụ wujụhakum ‘inda kulli masjidin wad’ụhu mukhliṣīna lahud-dīn, kamā bada`akum ta’ụdụn)
Artinya: “Katakanlah, ‘Tuhanku menyuruhku untuk berlaku adil. Dan hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap shalat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula.” (QS Al-A’raf: 29)
2. Ayat Al-Quran tentang Ikhlas dalam Surat Ghafir
فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
(Fad’ullāha mukhliṣīna lahudin-dīna walau karihal-kāfirụn)
Artinya: “Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.” (QS Ghafir: 14)
هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
(Huwal-ḥayyu lā ilāha illā huwa fad’ụhu mukhliṣīna lahud-dīn, al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn)
Artinya: “Dialah yang Maha Hidup, tidak ada tuhan selain Dia. Maka sembahlah Dia dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.” (QS. Ghafir: 65)
3. Ayat Al-Quran tentang Ikhlas dalam Surat Al-Insan
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا * إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا * إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا * فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا * وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا
(Wa yuṭ’imụnaṭ-ṭa’āma ‘alā ḥubbihī miskīnaw wa yatīmaw wa asīrā * Innamā nuṭ’imukum liwaj-hillāhi lā nurīdu minkum jazā`aw wa lā syukụrā * Innā nakhāfu mir rabbinā yauman ‘abụsang qamṭarīrā * fa waqāhumullāhu syarra żālikal-yaumi wa laqqāhum naḍrataw wa surụrā * wa jazāhum bimā ṣabarụ jannata wa ḥarīrā)
Artinya: “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan, (8) (seraya berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan ridha Allah, kami tidak mengharapkan balasan dan terima kasih dari kamu. (9)
Sungguh, kami takut akan (azab) Tuhan pada hari ketika orang-orang berwajah masam lagi penuh kesulitan.” (10) Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan pada hari itu dan memberikan keceriaan dan kegembiraan kepada mereka. (11) Dan Dia memberi balasan berupa surga dan pakaian sutera kepada mereka karena kesabarannya.” (QS. Al-Insan: 8-12)
BACA JUGA: Sakit, Ikhlas Menerima Keputusan Tuhan
Hadist tentang Ikhlas
Selain ayat Al-Quran tentang ikhlas, terdapat juga beberapa Hadist Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang hal tersebut. Yakni:
4. Hadist tentang Ikhlas dan Niat
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنه قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ – وَفِي رِوَايَةٍ : بِالنِّيَّةِ – وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، فَهِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ .
Artinya: Dari Umar Bin Khaththab RA ia berkata; Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Amal itu tergantung dengan niatnya, dan bagi setiap orang balasannya sesuai dengan apa yang diniatkannya.
Barangsiapa berhijrah dengan niat kepada Allah dan RasulNya, maka ia mendapatkan balasan hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah dengan niat kepada keuntungan dunia yang akan diperolehnya,
atau wanita yang akan dinikahinya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada apa yang ia niatkan tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim)
5. Hadist tentang Ikhlas dari Hati
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu.” (HR Muslim)
BACA JUGA: 6 Ciri Orang Ikhlas
6. Hadist tentang Ikhlas dan Amal
وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ صَمَّاءَ لَيْسَ لَهَا بَابٌ وَ لاَ كَوَّةٌ لَخَرَجَ عَمَلُهُ كَائِنًا مَا كَانَ. متفق عليه
Artinya: “Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh Allah) menurut keadaannya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Itulah ayat Al-Quran tentang ikhlas beserta Hadistnya yang dapat menjadi bahan renungan untuk menjadi umat yang lebih baik lagi. []
REDAKTUR: KELVIN M. REZA | SUMBER