SUATU ketika, Abu Jahal menghina Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam dan kebenaran yang beliau bawa. Ia berkata, “Wahai orang-orang Quraisy, Muhammad menyatakan bahwa pasukan tempur Allah yang menyiksa kalian di neraka dan memenjara kalian di dalamnya berjumlah sebanyak sembilan belas, padahal jumlah kalian jauh lebih banyak. Apakah seratus orang dari kalian tidak akan mampu menang melawan salah satu dari tentara tersebut.”
Atas perkataan itu, Allah ‘Azza wa Jalla menyindir ucapan Abu Jahal tersebut:
وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً ۙ وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا ۙ وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ ۙ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۚ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ ۚ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْبَشَرِ
BACA JUGA: Ketika Abu Jahal Menuruti Apa yang Dikatakan Rasulullah
Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang- orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. (QS. al-Muddatstsir: 31).
Saat salah satu dari mereka mengatakan yang demikian kepada sebagian yang lain, ketika Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam membaca Al-Qur an dengan suara nyaring dalam shalatnya, mereka menghindar dari beliau dan menolak untuk mendengarkannya.
Namun sebagian dari mereka justru ingin mendengarkan sebagian Al-Qur’an yang dibaca Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam dalam shalatnya, ia secara sembunyi-sembunyi mendengarkan tanpa sepengetahuan mereka.
Jika ia mengetahui bahwa orang-orang Quraisy mengetahui dirinya mendengarkan bacaan beliau, ia pergi karena takut mendapatkan siksaan dari mereka dan tidak lagi menyimak bacaan beliau.
BACA JUGA: Saat Abu Jahal Berniat Lemparkan Batu ke Kepala Rasulullah
Jika Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam mengecilkan suaranya, orang-orang yang mendengarnya menduga bahwa mereka tidak mendengar sedikit pun bacaan beliau, bahkan beliau yang mendengar sedikit dari suara mereka.
Ibnu Ishaq berkata: Daud bin Al-Hushain, mantan budak Amr bin Utsman berkata kepadaku dari Ikrimah mantan budak Ibnu Abbas yang berkata bahwa Ibnu Abbas berkata kepada mereka, “Sesungguhnya ayat berikut: ‘Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu’, diturunkan untuk mereka.” Yakni, janganlah engkau menyaringkan suaramu hingga mereka lari darimu, dan jangan pula mengecilkan suara sehingga orang yang ingin mendengarnya tidak dapat mendengar yaitu sebagian orang-orang Quraisy yang mencuri-curi pendengaran sehingga barangkali ia menaruh perhatian kepada apa yang didengarnya lalu hal tersebut membimbingnya pada hidayah. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media