PROFESOR Arthur Alison adalah kepala Departemen Teknik Listrik dan Elektronik di Universitas London. Selama beberapa tahun ia telah menjadi presiden British Society for Psychological and Spiritual Studies. Dalam perjalanan studinya tentang agama, ia berkenalan dengan Islam.
Ketika ia membandingkan Islam dengan agama dan kepercayaan yang telah ia pelajari, ia merasa cocok dengan sifat bawaannya dan memenuhi persyaratannya.
BACA JUGA: Ilmuwan Besar Perancis Masuk Islam Usai Bedah Mumi Firaun
Dia diundang ke Konferensi Internasional Islam Pertama tentang Keterbatasan Medis dalam Quran yang diadakan di Kairo pada September 1985 di bawah naungan Sindikat Medis Mesir.
Dalam konferensi itu ia mempresentasikan sebuah makalah tentang metode terapi psikologis dan spiritual dalam Al-Qur’an, di samping makalah lain tentang tidur dan mati dalam Ayat 39:42.
Dia mempresentasikannya bersama Dr Mohammed Yahya Sharafi. Fakta-fakta yang disajikan dalam acara itu menjadi pembuka mata baginya.
Pada sesi penutup Konferensi, dihadiri oleh Sheikh Jad Al-Haq, Menteri Awqaf Mesir, Dr. Mohammed Ahmady dan Dr. Mohammed Yahya Sharafi, Profesor Alison menyatakan bahwa Islam adalah agama kebenaran dan sifat bawaan sejak lahir (fitrah) yang dimiliki Allah. Kemudian dia mengucapkan dua kesaksian, mengatakan bahwa dia bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah Nabi Allah.
Dalam sebuah wawancara yang diberikan kepada mingguan Arab, Al-Muslimoon, ia menceritakan kisah nya masuk Islam.
“Dalam studi psikologi dan mata pelajaran terkait sebagai presiden British Society for Psychological and Spiritual Studies, saya berkenalan dengan agama. Saya belajar agama Hindu, Budha dan beberapa agama dan kepercayaan lainnya. Ketika saya belajar Islam, saya membandingkannya dengan agama lain.
Selama konferensi tentang Keterbatasan Medis dalam Quran, saya dapat menyadari bahwa perbedaannya sangat besar. Kemudian saya yakin bahwa Islam adalah agama yang paling pantas yang sesuai dengan sifat dan perilaku bawaan saya. Di dalam hati saya, saya merasa bahwa ada Tuhan yang mengendalikan Semesta. Dia adalah Pencipta.
Karena itu, ketika saya belajar Islam, saya menemukan bahwa itu tidak bertentangan dengan akal dan sains. Saya percaya itu adalah agama yang diwahyukan dari satu-satunya Tuhan. Ketika saya menyaksikan kebenaran, saya mengucapkan dua kesaksian. Saat saya mengucapkan Shahadah, saya diliputi oleh perasaan aneh dan tak terlukiskan berbaur dengan kemudahan, kenyamanan dan kepuasan,” tutur Prof. Alison.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa dunia material sekarang berada pada tahap kritis, apa yang mereka katakan dan lihat, tidak menjelaskan fakta dengan tepat. Di sinilah letak tanggung jawab umat Islam yang dapat memenuhi kemanusiaan yang bertanya-tanya dan bingung.
Ilmuwan yang kini menyandang nama Prof Abdullah Alison itu menambahkan bahwa ia, bersama dengan Dr. Mohammed Yahya, telah mempresentasikan dalam konferensi tentang Keterbatasan Medis dalam Al-Qur’an, sebuah makalah yang berfokus pada makna dari ayat Al-Quran:
“Adalah Allah yang mengambil jiwa-jiwa pada saat kematian mereka, dan mereka yang mati tidak selama tidur mereka. Dia memelihara mereka (jiwa-jiwa) yang telah Dia tetapkan mati dan mengirim yang lainnya untuk masa jabatan yang ditentukan. Sesungguhnya, ini adalah tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir mendalam.” (Al-Quran 39:42)
BACA JUGA: Hasil Penelitiannya Hantarkan 5 Ilmuwan Barat Ini Masuk Islam
Melalui ayat ini, katanya, mereka dapat membuktikan bahwa kematian dan tidur adalah fenomena yang sama di mana jiwa pergi dari tubuh. Dalam kasus tidur, jiwa kembali ke tubuh tetapi dalam kematian tidak.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa “mengambil jiwa” berarti tidur dan mati. Fakta ini telah dibuktikan melalui studi parapsikologis yang terkait dengan tiga domain utama. []
SUMBER: EMBRACING ISLAM | ABOUT ISLAM