PALESTINA–Rezim Israel tidak menyia-nyiakan upaya apa pun untuk menguasai apa pun yang menunjukkan identitas Arab Palestina dan keislamismanya, untuk melucuti identitas dan baju otentik Arab dan Islamnya.
Itulah yang dilakukan pemerintah kota Israel di Tiberias, yang mulai melaksanakan rencana untuk mengubah Masjid Agung al-Jisr atau Masjid Jami’ Al-Bahr di kota tersebut menjadi museum. Buldoser-buldoser pemerintah kota Israel menyerbu ke dalam aula masjid tanpa peduli dengan kesucian tempat tersebut.
BACA JUGA: Al-Qur’an Bersejarah Era Utsmaniyah Ditemukan di Masjid Palestina
Ini bukan pertama kalinya pemerintah kota Israel di Tiberias berusaha menguasai properti Wakaf Islam di kota itu, yang terus-menerus mengalami pelanggaran secara kontinyu dan berusaha mengubahnya menjadi kafe dan bar, dan kali ini mengubah masjid menjadi museum.
Sebelumnya para pemimpin Arab Palestina telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah kota Tiberias untuk menutup masjid tersebut setelah terjadi serangkaian penyerangan, termasuk beberapa upaya untuk membakar masjid dan melukis gambar-gambar setan di kubah masjid.
Ketua Komite Pemantau Tinggi, Muhammad Barakah, mengatakan, “Apa yang dilakukan pemerintah kota Tiberias adalah kejahatan. Pemerintah kota Tiberias harus menghentikan segera langkah-langkah yang diambil untuk menodai tempat suci dan menghapus tanda-tanda eksistensi nasional Palestina di kota itu.”
Sementara itu, Ketua Komisi Kebebasan Komite Pemantau Tinggi, Sheikh Kamal Khatib, mengatakan, “Bagi mereka yang lupa kami mengingatkan bahwa kami sebelumnya telah membuat perjanjian dengan pemerintah kota Tiberias untuk tidak membuat perubahan dalam situasi saat ini di masjid tersebut. Perjanjian ini tidak mudah dengan adanya pengabaian terhadap masjid. Bahkan tidak ada pintu yang menjaganya bagi orang yang masuk untuk menyalahgunakan narkoba dan tindakan terlarang di dalamnya, bahkan membakarnya.”
“Namun melanggar perjanjian dan mengubah masjid menjadi museum seperti yang terjadi pada masjid Beersheba, tampaknya menjadi kecenderungan kelompok sayap kanan Israel yang tidak hanya bersarang di kepala Netanyahu dan Ardan, tetapi juga di kepala walikota Tiberias yang sikapnya dikenal berhaluan kanan juga,” paparnya.
BACA JUGA: Lebih dari 100 Ribu Warga Palestina Shalat Idul Fitri di Masjid Al-Aqsha
“Masjid-masjid Tiberias, harus tetap berstatus masjid. Bahkan harus dibiarkan untuk dilakukan renovasi dan perawatannya, bukan justru diubah untuk tujuan non-ibadah,” tambah Barakah.
Sheikh Khatib mengatakan, “Seluruh dunia menyaksikan fakta bahwa tempat-tempat keagamaan Yahudi di seluruh dunia Islam dipertahankan dan utuh, terlepas dari kenyataan bahwa tidak ada orang Yahudi di sana. Dan ini terjadi Kairo, Damaskus, dan di mana-mana. Mengapa kebencian ini terjadi terhadap masjid dan pemakaman kami di sini?” []
SUMBER: PALINFO